Naya lagi-lagi berada di sabana luas, angin sejuk kembali menerpa helaian rambutnya. Ia mengedarkan pandangan mencari seseorang, dan ternyata benar ia ada, semakin mendekat ke arah Naya.
Ia yang penasaran hendak mendekati laki-laki itu tetapi langkah kakinya terhambat sesuatu hingga ia jatuh, saat dilihat rupanya seekor ular hitam yang mendekat. Naya berusaha bangkit tapi tangan-tangan hitam muncul dari tanah dan mencengkram tubuhnya sampai ia membuka kedua matanya.
"Nay, kamu kenapa? Kamu baik-baik aja?"
Naya yang masih ngos-ngosan menatap Riska yang terlihat cemas. "Gak papa aku cuma mimpi buruk kok Ris."
"Yaudah, istighfar dulu Nay dan baca doa setelah bangun tidur. Lalu segera bersiap sebentar lagi adzan Subuh."
Naya hanya mengangguk dan segera bangkit, sedangkan Riska berpindah ke Zia dan Lea yang masih saja terlelap.
Beberapa menit telah berlalu, Riska, Zia dan Naya sudah rapi dengan mukena masing-masing.
"Lea kok kamu belum siap-siap?"
"Gue lagi dapet Nay, jadi gak ikut Shalat dulu." Lea menekan perutnya yang mulai terasa tidak enak.