PERJANJIAN

Tira Riani
Chapter #7

Siluet

Malam semakin larut, jarum jam telah menunjuk angka 9 dan 6. Saat itu Lea telah kembali ke kobong ditemani Zia dan Naya.

"Kalian mau nyuci gak?" Zia menatap dua temannya.

"Enggak, aku masih gak enak badan dan parno." Lea semakin merapatkan selimutnya.

"Kalo lo Nay?"

"Aku-"

"Gue gak mau ditinggal sendiri lagi, kalau kalian mau nyuci bareng tungguin Riska beres rapat dulu biar gue ada temen."

Zia menghela nafas menghadapi tingkah manja teman sekamarnya itu, "Yaudahlah gue nyuci sendiri aja lama kalo harus nunggu Riska dulu, keburu tengah malem. Nay lo temenin si Lea aja." Setelahnya Zia pergi dengan membawa pakaian kotornya, terlihat rautnya sedikit kesal.

"Eh, Nay, lo ngobrol terus ya atau ngaji kek biar gue bisa pastiin kalo lo manusia, soalnya gue masih trauma sebenarnya."

"Iya, kita ngomongin temen gue yang aneh deh."

Mereka pun tenggelam dalam obrolan yang tidak berfaedah.

*****

Di bawah sinar rembulan yang telah berbentuk bulat sempurna, Zia mulai menyiapkan air dan sabun untuk mencuci. Kebetulan pesantren memang menyediakan tempat khusus untuk santriwatinya mencuci pakaian, berbentuk teras berkeramik dengan banyak keran seperti tempat wudhu, di sampingnya ada sumur yang tidak ditutup dengan alat timba di atasnya. Sementara itu di depan ada beberapa tali jemuran yang panjang-panjang untuk menjemur pakaian yang sudah dicuci.

Zia merendam pakaian ke air deterjen sembari musuh-musuh. "Ribet banget si Lea padahal gue yakin dia cuma mimpi buruk kemarin. Sok- soan gak mau sendiri kan gue jadinya yang nyuci sendiri, mana gak ada orang lagi. Kalo gak nyuci sekarang besok gak ada baju lagi. Arrrghh."

Gadis itu berusaha secepat mungkin untuk menyelesaikan aktivitasnya, ia segera menyikat satu persatu pakaiannya.

'Srok, srok, srok' Zia terdiam ia lalu menengok ke belakang, dan bahkan mengedarkan pandangan ke segala arah tetapi tidak ada siapa-siapa. Ia sangat yakin pendengarannya masih berfungsi dengan baik, ia mendengar suara sikat lain barusan.

Merasa tak ada apapun gadis itu kembali menyikat pakaiannya, "Malem ini pada ke mana lagi tumben banget gak ada santriwati lain yang nyuci padahal masih setengah sepuluh belum tengah malem. 'Srok, srok, srok' tiba-tiba suara sikat itu muncul lagi, seolah menemani atau mungkin meledek Zia yang hanya sendiri di sana.

Benar-benar kesal, Zia sampai berdiri melihat ke sekitar, "Siapapun atau apapun lo gak usah ganggu gue ya, kalo niat lo buat nakutin gue lo gak bakal bisa, gue gak takut sama lo!"

Lihat selengkapnya