Riska membuka kamar, sunyi. Tidak ada siapapun di sana, santriwati senior itu bergegas mencari Naya. Ia mengelilingi area kobong sampai akhirnya ia bertanya pada segerombolan santriwati.
"Assalamualaikum, maaf aku mau tanya ada yang lihat Naya gak?"
"Waalaikumsalam." Mereka saling berpandangan ada yang memang tidak melihatnya ada juga yang tidak mengenalnya. Sampai akhirnya salah satu dari mereka menjawab.
"Naya santriwati baru itu ya. Tadi aku liat ke arah pekuburan sendirian."
"Oh, makasih ya. Assalamualaikum." Riska segera berlari ke tempat yang ditunjuk.
Sudah hampir 15 menit Naya berdiri menatap pohon, lagi-lagi ia seperti terhipnotis sampai tenggelam dalam lamunannya. Bunga-bunga Kamboja mulai berjatuhan diterpa angin yang semakin membesar, tetapi gadis itu tetap bergeming meskipun kerudungnya hampir berantakan karena angin.
Tiba-tiba sebuah tangan menepuk pundaknya menyadarkan Naya dari lamunan. "Nay, kamu lagi ngapain di sini?" Riska menatap bingung temannya itu.
"Hah, aku." Naya terdiam sejenak seperti orang linglung. "Ah, aku mau ketemu sama seseorang."
"Siapa?"