Rintik-rintik hujan membasahi negara bagian Selangor, Malaysia. Seorang pemuda yang diyakini berusia 19-an, sedang termenung dihalte bus.
Kakinya yang masih menggunakan sepatu kets berwarna hitam, ia gesek-gesekkan ke lantai halte bus yang basah akibat terpaan air hujan.
Jika seseorang berkata bahwa ia baik-baik saja, itu semua bohong! Nyatanya, ia merasa tersakiti. Tetapi tidak ia tunjukan pada khalayak ramai.
Siapakah dia? Ku jawab, Elvano Grazzella. Mungkin diantara kalian mengenalnya sebagai Erick Taranta, seorang pembalap berusia 19 tahun yang sukses besar dengan gelar juara lomba motocross selama dua tahun terakhir. Yang lebih mengejutkan warga dunia, ia belum memilki kekasih! Itu membuat semua perempuan berlomba-lomba untuk mendapatkan hatinya.
Sayangnya, Erick tidak ingin memiliki seorang pacar. Hanya satu, itu tidak diperbolehkan oleh agamanya. Ia hanya ingin pacaran setelah menikah. Itu lebih bagus, bukan?
Hanya saja, ia tidak menemukan 'sepeser pun' wanita yang cocok dengan kriterianya. Oh ya, jika kalian bertanya, kriteria wanita kesukaan Erick Taranta, akan ku ceritakan.
Ia menyukai wanita yang pendek, berambut panjang halus, penyayang, dan yang lebih beresiko ialah, harus bertahan dengan sikap Erick yang temperamental dan membenci orang jika suka membangkang aturan.
Aneh, bukan? Tetapi memang itulah kenyataan yang sebenarnya. Tempramental dan membenci orang jika suka membangkang aturan.
Clak... Clak...
Sepertinya atap halte bus mulai bocor. Karena rintik-rintik hujan yang mulai mengganas seiring waktu berjalan.
Pagi ini, ia berjalan kaki. Karena kecerobohan dirinya yang lupa mengganti oli, ia memutuskan untuk berjalan kaki. Tak sampai disitu saja, saat ia mulai kelelahan dibawah teriknya Mentari, ia mulai ambruk. Namun, hujan menyelamatkan dirinya.
Saat itu, ia baru saja sadar bahwa hujan yang ia alami tidak bias, melainkan hujan badai.
Angin kencang menerpa kakinya. Diikuti oleh ratusan tetes hujan yang tak mau berdamai lagi dengan Erick. Erick yakin, ia akan pulang dalam keadaan flu dan demam tinggi.
***
"Nona Lixie, apakah Anda mau segera pulang atau jalan-jalan saja?"
"Pulang saja. Kau tidak lihat, Ci, kalau sedang hujan deras?"