Perjanjianmu Tahun Ini

Karine A.
Chapter #11

Chapter 10

Sandra mengembuskan nafas kasar. Kekasihnya ini memang gampang cemburuan. Padahal ia sama sekali tidak menyukai Elvan. Tunggu, menyukai? Sandra pikir begitu. Ah, tak tahu lah. "Ya aku gak peduli-peduli amat sama Elvan!"

"Bohong! Tadi kamu nanyain soal Elvan!"

"Auk ah!" Sandra menyambar tasnya yang ada dibalik pintu, kemudian berjalan ke arah inti kafe. Sekarang ia berada diruangan kerja Vian. "Yaudah!"

***

"All i know,"

"All i know,"

"Loving you is a losing game..."

Erick bersenandung kecil ketika mendengarkan lagu dari ponsel Daniel yang berjudul 'Arcade'. Suaranya yang lembut juga agak serak mampu membawa suasana saat itu juga.

"Kupikir, nanti 'All i know' itu berubah karena dilanjutkan dengan nama seseorang!" Daniel menyembulkam kepalanya keluar dari kamar mandi. Erick mengangguk-angguk, meski sebenarnya ia tidak paham.

Sekarang mereka berada di hotel Sky star hotel sepang, tepatnya di lantai ke 3 dan kamar nomor 382. Karena kekurangan uang yang mereka bawa, jadi mereka menginap dikamar yang sama. Karena itulah mereka memesan kamar dengan opsi twin.

Saat Daniel mandi, Erick memainkan ponsel milik Daniel. Daniel adalah pendamping Erick saat di arena balapan. jadi, dimanapun Erick berada, disitu Daniel ada.

"Nanti, Tuan Taranta mau ikut motocross?"

"Di?"

"Barcelona."

Erick manggut-manggut. Ia tetap memfokuskan diri pada ponsel Daniel yang kian lama semakin melemah baterainya. "Hei! Dengarkan aku!"

"Ya ya ya ya. Jadi, ada apa? Lomba motocross di Barcelona? Kapan?" Erick membenarkan posisi duduknya. Menghadap Daniel yang sedang menjemur handuk di balkon hotel.

"Belum tau. Palingan dua bulan lagi," balasnya acuh tak acuh. Mencoba meniru Erick yang tadi. "Jadi siap-siap aja. Lagipula belum ada pengumumannya."

Erick mengembuskan nafas pelan. Ia bersiap untuk tidur. Matahari mulai memadamkan sinarnya, berganti dengan bulam yang dihiasi cahaya temaram. Bintang-bintang menghiasi langit malam di negara bagian Selangor.

Daniel duduk di balkon, dan menatap semesta yang telah menaburkan keindahannya. Ia berpikir, ketika awang-awang menghadangnya, dan arunika datang, kemudian satu-persatu nafas berembus saling bersahutan, mengapa ia bisa berbeda?

Ia menikmati semilir angin yang lewat. Apalagi bunyi klakson mobil dari jalanan sangat bersuara, menambah kesan tenang yang klasik. Musik-musik bernada minor mulai terdengar pelan dan lembut. Sangat manis.

Samar-samar, bau cheese cake dari bawah tercium. Daniel mendongak kebawah, mendapat pemandangan seorang ibu hamil dan anaknya yang berjalan beriringan menuju lobi. Kemudian ia melihat keatas, balkon yang sama tetapi berbeda penghuni ada. Itu adalah bau asal dari cheese cake tadi.

"Dan, mau burger gak?" Erick muncul dibelakang Daniel sembari menepuk pundaknya. "Boleh!"

Daniel merebut ponselnya diatas nakas. Saat ia menyalakan tombol home, ponsel mendadak mati.

"Kau buka apa aja?" Tanya Daniel agak kesal saat ponselnya dalam daya mati. Ia lupa membawa charge ponsel. "Yaa youtube, Instagram, Facebook, WhatsApp juga."

"Hah? Terus nanti pulangnya gimana?"

Lihat selengkapnya