Nafas yang agak tersendat-sendat itu menyapu lehernya. Tak sengaja, Erick menyentuh bagian dari makhluk itu.
Tunggu, alat pel?
"Maaf tuan, apa yang awak buat kat sini? Ada keperluan ke?" Mengagetkan saja! Ternyata seorang petugas kebersihan di hotel ini. Payah, padahal Erick sedang ingin menghajar seseorang habis-habisan. Dengan ekspresi lugu, Erick menjawab seadanya. "Bukan apa-apa."
"Baiklah, saya pergi dulu." petugas itu pergi setelah membelakangi Erick. Setidaknya Erick bisa bernafas lega karena takut dituduh berbuat sesuatu.
Ia pergi, tapi sebelum itu ia sedikit mengintip pintu yang tak dikunci itu. Entah itu hanya bayangannya, atau ia benar-benar melihat seseorang yang sedang meracik minuman.
Erick tidak peduli, itu bukan urusannya. Kemudian ia pergi sembari menguap.
***
"Memang benar, pekerjaan kayak gini tuh banyak dihina! Padahal gak ada yang salah!"