Kling….
Sejak sedari tadi, ada saja suara yang membuat gadis itu menengok. Mereka duduk disana. Ya, ruangan besar dengan hiasan klasik serta dentuman musik off vocal tak mampu membuat dirinya seimbang dalam menjalani percakapan.
Enam orang. Ya. Seorang manager PH, Lexus House dari Indonesia yang memproduksi film-film romantis itu meneguk kembali cappucinonya.
Kacamata yang menyanggah hidung seorang wanita dengan nametag Roselia C.H tersebut ia letakkan kembali pada tempatnya. Matanya menerawang kelima aktor dan aktris yang siap memainkan film keluaran Lexus House yang berjudul “Siapkah kau tuk jatuh cinta lagi?” dengan inspirasi lagu HIVI! Dan bumbu-bumbu anak kampus.
Roselia kembali tersenyum. Ia bertanya kepada Daniel Arsatya — pria dengan usia 25 tahun yang masih single itu mengenai public figure yang datang dari Indonesia. Erick Taranta.
Erick pulang ke Indonesia. Yang dimana berarti ia harus menggantikan Erick. Tenang saja, ia sudah menyelipkan catatan mengenai apa saja yang harus dibicarakan kepada LexTeam mengenai kerjasama mereka — yang tidak Daniel baca akibat Erick menyelipkannya didalam toilet. Sewaktu-waktu ia ingin buang air, kertasnya dapat dibaca. Namun, yang terjadi, Daniel iseng-iseng menekan tombol wash pada toilet. Kertasnya pun basah dan robek seiring perjalanannya menuju pembuangan air kotor.
Keringat dingin membasahi pipi Olive. Gadis dengan nama Olivie Lixie Gosandres itu menghela napas. Sudah deg-degan, ternyata idol-nya tidak datang. Mengecewakan!
Ia merenggut. Menatap nanar jam tangannya yang menunjukan pukul 10.23. VCR café di Kuala Lumpur selalu ramai. Ia yang dulu suka keramaian sangat membencinya detik ini. Selain tidak fokus, ia juga terpaksa memutuskan kontak mata dengan semua orang dan hanya melihat kesal para LexTeam tersebut. Pasalnya, sejak jam 07.00 pembicaraannya masih terfokuskan kepada topik yang sama — tugas mereka.
Olive mendapatkan aktris, seperti yang dijelaskan di email. Olivia. Nama yang hampir mirip dengan dirinya. Jika dari skenarionya, Olivia adalah gadis yang lucu dan periang. Sementara Edward adalah ketua BEM yang tegas, menjunjung tinggi rasa ambisius juga sifat pelitnya yang mendarah daging.
Kini, orang yang ia harap dapat bertemu walau hanya sekedar menyapa “Hai.” Telah digantikan oleh managernya.
Satu orang yang berasal dari LexTeam tersebut melihat jam di tabnya. Menunjukkan pukul 10.30. Cukup untuk perjumpaan kali ini. Tangannya merambat ke gagang kacamata — menaikannya sedikit. Sudut bibirnya menarik, membuat seulas senyuman.