"Hai. Saya Liung, pemegang perusahaan Sandres Royal Cafe. Anda bekerja sebagai peracik kopi kali ini.”
Gadis itu atau yang bernama Liung mengulurkan tangan, yang dibalas dengan jabatan singkat oleh Elvan. Ia tersenyum, memberikan aura ramah.
Ingat dia? Sepupu Olive yang sangat jauh dan bagian dari keluarga Gosandres.
Ia memiliki darah China dan juga Indonesia, dari suku Badui. Liung sudah pandai berhitung sejak kecil, mewarisi kepintaran Ayahnya.
Elvan berjalan menuju ruangan barista. Alat peracik kopi dengan nuansa gelap tersebut ada disana. Gula-gula dengan tutup berlian imitasi ikut membuat suasana semakin mewah.
Baru saja masuk, ada seorang gadis yang menghampirinya. Apron yang melekat memberitahunya bahwa wanita ini merupakan salah seorang karyawan Sandres Royal Cafe.
“Permisi, capuccinonya dua untuk tamu VIP.”
Sial. Ia tidak bisa meramu kopi menjadi minuman yang layak meluncur di kerongkongan.
Saat ia melenggang pergi, Elvan mendongakkan kepala. Plakat emas dengan nama Elvano G. S.Mn. ada disana. Pantas saja sepi, ternyata hanya ia yang ada disana.
Elvan melekatkan apronnya, segera ia melakukan gerakan ala barista profesional — melempar dan menangkap gelas kaca.
“Ekhem.”
Hendak memainkan mesin pembuat kopi, ia tersentak. Wanita itu ada disana, dengan wajah pucat serta kelopak mata yang menghitam.
Walaupun helai rambut menutupi wajahnya, ia kenal dengan orang ini. Ia agak takut, bulu kuduknya merinding dan berdiri tegak. Olive, yang mengkritiknya hanya karena tak bisa membuat kopi dengan sempurna.
Ah, mungkin Olive sudah lupa.
“Sini. Jangan bikin malu perusahaan.” Dengan matanya yang masih sembab, ia mulai memasukkan serbuk kopi americano dan air hangatke dalam gelas berleher. Cermat sekali.
Terakhir, Olive menghias atas kopi tersebut dengan cream foam yang lembut dan lezat. Siap!
“Antar, sana.”
Hanya itu? Olive melenggang keluar tanpa sepatah kata. Elvan menatap perginya punggung tersebut dan berbalik. Mengangkat gelas leher tersebut dibagian cup-nya.