Perjumpaan dengan Iblis

Mizan Publishing
Chapter #2

Prakata

Dan katakanlah, “Ya Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau dari bisikanbisikan setan, dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, agar mereka tidak mendekatiku.”

QS Al-Mu’minûn (23): 97-98

***

Suatu ketika seorang ateis bertanya kepada Abu Abdillah, “Apa hikmahnya Dia menciptakan musuh, sedangkan pada mulanya Dia ada dan tiada yang memusuhi-Nya. Kemudian, sebagaimana yang engkau yakini, Dia ciptakan Iblis dan memberinya kekuasaan atas hamba-hamba-Nya, mengajak mereka kepada yang berlawanan dengan taat, menjerumuskan mereka pada kemaksiatan, dan membuatnya kuat dengan tipu daya sehingga dia dapat merasuk ke dalam hati mereka, membisikkan waswas, menginspirasikan keraguan atas Tuhan mereka, dan memburamkan agama sehingga mereka jauh dari mengenal-Nya dan ingkar akan keesaan Tuhan, lalu menyembah selain-Nya. Jadi, mengapa Tuhan memberi Iblis jalan dan kekuatan dalam menjerumuskan hamba-hamba-Nya?”

Abu Abdillah menjawab, “Sesungguhnya musuh yang engkau sebut-sebut itu, permusuhannya tidak merugikan-Nya dan ketaatannya juga tidak menguntungkan-Nya. Permusuhannya sedikit pun tidak mengurangi kerajaan-Nya dan kepatuhannya juga sama sekali tidak menambah apa pun bagi-Nya. Kehadiran musuh layak ditakuti kalau ia mempunyai potensi atau kemampuan dalam merugikan ataupun menguntungkan. Sedangkan Iblis adalah makhluk yang Dia ciptakan untuk menyembah dan mengesakan-Nya.

Sejak menciptakannya, Dia telah mengetahui siapa sebenarnya Iblis dan akan bagaimana jadinya. Sementara Iblis masih terus menyembah-Nya bersama para malaikat, Allah uji dia dengan perintah sujud kepada Adam. Maka dia tidak mematuhi karena rasa iri dan kecongkakan yang menguasai dirinya. Iblis pun dilaknat, dikeluarkan dari barisan malaikat dan diturunkan ke bumi secara terkutuk dan terhina. Kemudian dia menjadi musuh Nabi Adam a.s. dan keturunannya. Oleh sebab itu, dia tidak mempunyai bekal apa pun se-lain membisikkan waswas dan mengajak kepada jalan yang tidak benar. Iblis durhaka kepada Tuhannya, sementara pada saat yang sama dia juga mengakui keesaan Tuhan.”[]

Lihat selengkapnya