Perjumpaan dengan Iblis

Mizan Publishing
Chapter #3

BAGIAN PERTAMA: SIAPAKAH IBLIS? - Nama dan Panggilan Iblis

Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih

lagi Maha Penyayang.

***

Iblis, Setan, Devil, Demon, Satan, Lucifer, the Fallen Angel (malaikat yang jatuh), Azazel, Baphomet. Semua itu adalah panggilan yang sering kita dengar dan dimaksudkan untuk Iblis. Ada baiknya kita telaah dan pelajari ketepatan panggilan-panggilan itu, lalu kita lihat manakah yang paling cocok.

Demon berasal dari kata Yunani yang mempunyai arti ruh jahat dan mencakup semacam jin jahat. Kata “demon” tidak berarti khusus untuk Iblis.

Omen mempunyai makna yang berbeda, yaitu suatu kejadian duniawi yang bernuansa gaib dan dikonotasikan pada pertanda buruk. Tidak diketahui secara pasti dari mana asal muasal kata tersebut, tetapi dimungkinkan dari bahasa Latin.

Devil bisa kembali pada satu sosok Iblis saja, tapi masih juga digunakan pada setan-setan dan semacamnya. Kata yang diambil dari bahasa Yunani (diabolos) itu juga kadang diartikan sebagai orang yang melakukan perbuatan evil (jahat), atau orang yang tidak beragama, penipu, berwajah dua, dan pemujaan diri. Jadi, walau berbeda dan lebih merujuk pada satu sosok Iblis, karena kata itu sering juga digunakan untuk selain Iblis dan bahkan kadang disebut dalam bentuk jamak/plural yaitu Devils, arti kata itu menjadi mirip dengan arti kata syaithân.

Setan, Satan, atau Syaithân bermakna durhaka dan perbuatan jahat. Kata itu mempunyai arti yang lebih luas dari Iblis karena makna asalnya menunjukkan pada sifat dan perbuatan, bukan pada sosok atau zat. Contohnya seperti dalam Al-Quran Surah Yûsuf (12) ayat 5, Dia (ayahnya) berkata, “Wahai Anakku! Janganlah engkau ceritakan mimpimu itu kepada saudarasaudaramu, mereka akan membuat tipu daya (untuk membinasakan)mu. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi manusia.” Jelas di ayat tersebut kata setan dikaitkan pada niat dan perbuatan jahat saudara-saudara Nabi Yusuf.

Dalam Surah Al-Qashash (28) ayat 15, ketika Nabi Musa a.s. memukul seorang musuh dengan satu pukulan yang mematikan, beliau menyesal seraya berkata, “Ini adalah perbuatan setan.” Beliau menyesal karena orang tersebut bisa sampai mati dengan satu pukulan, dan beliau menganggap bahwa pembunuhan itu adalah perbuatan jahat yang biasa dilakukan oleh orang-orang zalim.

Dalam Surah Al-Furqân (25) ayat 28-29; “Wahai, celaka aku! Sekiranya (dulu) aku tidak menjadikan si fulan itu sebagai teman(ku). Sungguh dia telah menyesatkanku dari peringatan (AlQuran) ketika peringatan (AlQuran) datang kepadaku. Dan setan memang pengkhianat manusia.”

Ayat tersebut mengisyaratkan tentang pengaruh buruk berkawan dengan orang yang tidak baik dan zalim serta menyatakan mereka sebagai Syaithân.

Jadi, kata syaithân/setan adalah panggilan yang disandang bagi siapa pun yang jahat dan mengajak kepada selain jalan Allah. Karena Iblis adalah penghulu pendurhaka dan pemakar kejahatan, sering kali kata setan juga dimaksudkan pada sosok Iblis. Seperti tatkala mengisahkan saat dia menggoda Nabi Adam dan Siti Hawa di surga, Al-Quran Surah Al-Baqarah (2) ayat 36 menyebutkan, Lalu setan memperdayakan keduanya dari surga.

Lihat selengkapnya