Selir Injae sedang mengevaluasi Ayahnya dan Yoonhee. Ekspresi wajahnya terlihat biasa saja, namun dari gerak-gerik dan cara bicaranya begitu tegas. Di sebuah rumah tradisional yang terbilang mewah dihiasi oleh barang-barang antik yang ada di rumah tersebut, membuat kesannya menjadi cantik dan unik. Di belakang Selir Injae duduk, terdapat pembatas dengan gambar pegunungan himalaya yang sangat mempesona untuk dilihat. Perlu penyamaran pula untuknya pergi ke rumahnya yang ada di luar istana ini tanpa memakai baju kerajaan. Hanya mengenakan hanbook layaknya rakyat bangsawan dan tusuk konde berwarna perak saja.
BRAK!
Suara meja yang digebrak itu terdengar nyaring hingga membuat kedua orang di hadapannya berjengit karena terkejut.
"Apa saja yang dilakukan Ayah di meja pemilihan waktu itu, huh? Kenapa Yoonhee bisa sampai kalah?" Kedua alis itu menyatu di tengah-tengah diantara hidungnya.
Dengan bibir pink yang sekarang sudah mulai berkerut, berusaha melampiaskan semua amarah di rumah tersebut. Jika di istana, mungkin akan banyak telinga yang menyamar sebagai tembok dan akan menyebabkan permasalahan berupa cerita yang dilebih-lebihkan. Oleh karena itu, Selir Injae memilih untuk mengevaluasi dua orang tersebut di rumah mereka.
"Ayah juga tidak tahu kenapa ini bisa terjadi. Padahal sudah Ayah tukar jawaban yang benar itu dengan nama Yoonhee, tapi kenapa bisa Yoonhee kalah dalam kompetisi itu? Ayah yakin, pasti ada seseorang lagi yang menukar jawaban Yoonhee," tidak mau disalahkan hanya sepihak, Min Yoon Chul, Ayah Selir Injae mencoba mengelak.
Merasa dirinya sudah melakukan yang telah direncanakannya dengan Selir Injae, tapi ternyata rencananya gagal. Siapa yang tidak marah jika realita tidak sesuai ekspektasi yang telah disusun rapi? Siapapun juga pasti akan merasa marah, termasuk Selir Injae yang memperjuangkan Yoonhee supaya menang. Tapi berujung dengan kekalahan. Bahkan juara 1 sampai 3 pun tidak sama sekali. Selir Injae mengurut keningnya sambil berpikir rencana selanjutnya, namun tiba-tiba gadis yang sedang diperjuangkannya itu membuka suara.
"Kenapa kalian masih memikirkan ini? Semuanya sudah terjadi, Putra Mahkota sudah menikah sekarang. Kita hanya bisa menunggu Putra Mahkota menjadi Raja dulu dan kemudian menikahi ke-3 Selir, bukan?" kedua mata tajam itu langsung menatap Si Pemilik suara. Yoonhee langsung menunduk, tidak berani menatap Kakak Sepupunya itu.
"Ya, dan kau menggagalkan semuanya!" suara itu terdengar meninggi, mengejutkan Yoonhee hingga tubuhnya bergetar ketakutan akan kemarahan Selir Injae. Tiba-tiba suatu ide terlintas di pikiran Selir Injae dari apa yang baru saja dikatakan oleh Yoonhee. Seakan mengoreksi dan mengingat kembali kata-kata Yoonhee, Selir Injae tersenyum simpul.
"Sebentar, ada yang janggal disini. Kau tadi bilang 3 Selir, kan? Sedangkan yang kemarin menang kompetisi menulis ialah Yoon Sung A dan sekarang gadis itu yang mendapat gelar sebagai Putri Mahkota. Lalu, yang akan menjadi Selir Pertama siapa?"
"Juara dua, siapa lagi kalau bukan Putri Kim Chae Ra?" jawab Yoonhee. Semakin lebar mata Selir Injae mendengarnya. Memundurkan tubuhnya, seakan tahu siapa dalang dibalik semua ini.