PERMAISURI PARK

Nurul Adiyanti
Chapter #11

Tugas Lagi

Pagi hari begitu cerah, namun sepasang suami istri itu sedang tertidur dengan pulas di satu kasur yang sama dan di bawah selimut putih yang menutupi tubuh mereka yang sudah tanpa busana. Seorang gadis itu mulai terbangun dari tidurnya. Perlahan membuka matanya dan menetralkan kesadarannya hingga benar-benar penuh. Terbangun dari posisitidurnya dengan selimut yang masih menutupi bagian dadanya. Ketika telah sadar dan teringat akan kejadian semalam, kedua bola matanya langsung melebar. Menatap ke arah samping kanannya yang sudah terdapat Sang Suami yang masih tertidur. Mereka ialah Putra Mahkota dan Putri Mahkota.

"AAAAA! Astaga! Apa yang telah kulakukan semalam?" Teriaknya sambil semakin menutupi tubuhnya menggunakan selimut putih itu. Suaminya mulai terbangun akan teriakan gadis itu.

"Ck! Apa ada sih? Kenapa kau berteriak?"

"Heh! Kau... Kau benar-benar sudah keterlaluan kali ini!"

"Keterlaluan apa maksudmu, huh? Bukakah semalam ialah malam yang paling indah bagi kita karena kau telah menyetujuinya?" Blus! Kedua pipi gadis itu langsung memerah teringat kejadian semalam.

"Indah apanya, huh? Kau sepertinya yang merasa enak, bukan aku," menutupi wajahnya yang memerah itu menggunakan kedua tangannya. Putra Mahkota mencondongkan wajahnya pada Sung A yang masih tersipu malu.

"Yakin kau masih belum merasa enak?" Mengelus pipi Sung A seperti semalam.

"Kalau begitu, mari kita ulangi lagi pagi ini, atau... morning kiss?"

"Dalam mimpimu, aku inin mandi, semua ini membuatku lengket!" setelah mengatakan itu, Sung A mencoba untuk berdiri, tapi ternyata sakit yang luar biasa dialaminya pada bagian pusat tubuhnya.

"Akh! Awh...." keluhnya. Putra Mahkota hanya memandang saja dengan tatapan datarnya.

"Sakit kan? Makannya jangan menentang suamimu ini,"

"Ayo kita segera mandi dan harus ke tempat Raja pagi ini." Sung A masih menutupi wajahnya yang terlewat malu. Sedangkan Putra Mahkota sudah memakai pakaiannya dan mengangkat tubuh Istrinya itu agar segera mandi lebih dulu.

.

Di tempat Raja, sudah terdapat dua orang di hadapannya dan juga Ratu yang sudah berada di samping kirinya.

"Kalian kenapa terlambat pagi ini? Hampir saja aku akan pergi ke singgasanaku untuk menghadiri rapat bersama para menteri," wajah yang kulitnya mulai terdapat kerutan itu seperti kesal dengan perlakuan kedua orang di hadapannya ini.

"Maaf, Ayah. Kami ada persoalan yang harus diselesaikan secara bersama semalam," mendengar penjelasan dari Putra Mahkota membuatnya sedikit meredakan emosinya. Mereka terlambat hampir 1 jam dan itu sangatlah lama. Sung A melirik kesal ke arah suaminya yang masih memandang ke depan.

'Persoalan apa? Yang ada dia menjamah tubuhku.' Pikir Sung A.

"Kudengar kau sedang berada di kamar Putri Mahkota, apakah benar?"

"Iya, Ayah. Aku sedang bersama Putri Mahkota semalaman,"

"Apakah benar begitu, Putri Mahkota Sung A?"

"Ya, benar, Yang Mulia,"

"Sudahlah, sayang. Mereka itu masih muda. Pasti mereka masih ingin melakukan itu. Janganlah kau terlalu mengindiidasi mereka. Kalau mereka sudah punya anak nanti kan kita yang senang karena akan ada pewaris dari keturunan kita," bisik Ratu dengan senyuman senangnya. Sang Raja pun memaklumi dengan senyuman yang mulai terukir pada sudut bibirnya itu pula.

"Baiklah, tidak masalah. Setelah ini, tugas Putra Mahkota nanti kau harus ada kelas tentang penghafalan bahasa mandarin supaya bisa menjalankan bisnis dengan pedagang-pedagang dari China. Kau juga harus mempelajari bahasa Jepang," mendengar penjelasan dari Ayahnya membuat Putra Mahkota meringis karena baginya bahasa luar negaranya ini sangatlah susah menurutnya.

Lihat selengkapnya