PERMAISURI PARK

Nurul Adiyanti
Chapter #15

Berjalan-jalan di Pasar

Putri Yoonhee sedang berjalan-jalan di pasar sendirian untuk membeli pernak-pernik seperti gelang dari mutiara hingga hiasan rambut yang sering dipakainya untuk dikoleksi. Menyukai sesuatu yang unik ialah hobinya sejak dulu. Oleh karena itu, setiap ada bentuk baru dari pernak-pernik yang dilihatnya, segera dibelinya atau dipasang langsung di rambutnya. Tentunya pula tak lupa untuk segera dibayarnya benda unik tersebut.

"Aku ingin beli yang berbentuk bunga persik itu, berapa harganya?"

"200 koin perak saja untukmu tidak masalah, Nona." Yoonhee segera mengeluarkan uangnya dari kantung kecil yang dikeluarkan dari rok hanboknya, tiba-tiba ada seseorang yang menyerobot kantung kecil itu dan berlari begitu saja.

"Pencuri!!" teriak Yoonhee. Kemudian gadis itu mencoba mengejar pencuri tersebut diikuti dengan orang-orang yang tadi sempat berbelanja disekitarnya. Mencoba untuk menolong Yoonhee.

Sung A dengan pakaian dan hiasan rambut penyamarannya menelusup ke pasar untuk memperjual-belikan buku yang dibuatnya. Setelah diberi alat tulis oleh Putra Mahkota waktu itu, membuatnya semangat menulis kembali dan menjual buku itu ke pedagang atau toko buku yang menjanjikan. Menyetujui perjanjian kedua belah pihak, kemudian bisa mendapat keuntungan meskipun tidak seberapa. Toh juga untuk Ia menulis mengembangkan bakatnya jika tidak ada tugas atau pekerjaan untuknya di istana. Ketika perjalanan pulang dari toko buku bersama Woojung, tiba-tiba mereka mendengar teriakan pencuri dari seorang gadis.

"Woojung-ah, kau dengar itu? Seperti ada yang berteriak pencuri tadi."

"Iya, aku mebdengarnya Sung A." Woojung hanya berani memanggil nama Sung A jika di luar istana. Jika di dalam istana harus menggunakan embel-embel 'Yang Mulia'.

Kedua mata mereka mengedar ke sekeliling pasar yang memang ramai akan pengunjung. Namun tiba-tiba mereka melihat ada satu orang lelaki yang berladi ke cang membelah kerumunan para pembeli dan pedagang yang baru akan dasar.

"Itu, Woojung!" Sung A langsung mengejarnya tanpa peduli dengan Woojung yang berlari tak bisa secepat Sung A.

Sung A berlari kencang dengan memanfaatkan kemampuan berlarinya tersebut hingga ketika sudah dekat, tangan kanannya meraih baju dari lelaki yang mengambil kantung uang milih Yoonhee dan menyerangnya dengan kemampuan bela dirinya hingga lelaki itu terjatuh dan Sung A menginjak dadanya.

"Serahkan kantung uang itu, atau kulaporkan pada Raja atas tindakan tidak benar ini," ancaman Sung A sama sekali tidak membuat lelaki itu jera. Malah semakin melebarkan senyumannya remeh.

"Hahaha, sejak kapan seorang wanita janda sepertimu bisa melaporkanku ke Raja? Jangan pernah bermimpi!" Sung A menampilkan senyum smirknya.

"Kau tidak perlu tahu itu, Tuan!" Sung A segera merebut kantung itu, melemparkannya ke atas dan segera ditangkapnya. Melepaskan injakan kakinya pada dda si lelaki tadi dan pergi berlalu begitu saja.

"Sial! Siapa si janda muda tadi?" Mengapa Sung A jika keluar istana disebut janda? Karena penyamarannya sebagai wanita bangsawan dengan bentuk rambut yang dikepang kemudian digelung, bagian tengahnya diberi tusuk konde berwarna perak, menandakan bahwa Ia seperti seorang janda.

.

Woojung masih mencari-cari Sung A karena kehilangan jejak. Hingga sekarang mereka bertemu di perempatan jalanan pasar tersebut.

"Astaga, itu Sung A! Sung A! Buruan kesini!" teriaknya. Tanpa berbicara, Sung A melewati Woojung dan berjalan menuju seorang gadis yang kehilangan kantung uangnya tadi yaitu Yoonhe yang dengan ekspresi wajah paniknya berharap supaya uangnya bisa kembali.

"Ini, milikmu." Sung A menyerahkan kantung uang tersebut pada Yoonhee.

"Terima kasih, Nyonya." Sung A sedikit tersenyum dan mengangguk. Kemudian pergi begitu saja. Tentu itu menuai pertanyaan pada gadis yang sekarang masih berdiri di toko pernak-pernik tersebut.

Lihat selengkapnya