Ke esokkannya, Aisyah dan Hanif sudah bersiap merapikan sebagian barangnya yang ada di kamar hotel itu. Memasukkannya ke dalam tas mereka masing-masing.
"Uda, apa hari ini kita akan pergi langsung ke rumah Umma?" tanya Aisyah, yang masih sibuk melipat baju kotornya, dan memasukkannya ke dalam tasnya.
"Tidak Aisyah, kita akan langsung tinggal di rumah baru kita. Apa kamu tidak keberatan jika kita tinggal berdua di rumah baru?" tanya Hanif.
"Tidak Uda, tidak apa-apa, Aisyah hanya mengira, kalau kita akan berkunjung terlebih dahulu ke rumah Umma," tutur Aisyah.
^
Kini Aisyah dan Hanif, sudah masuk ke dalam mobil mereka. Bahkan hiasan bunga pengantin dimobil milik Hanif pun masih terpajang indah.
Hanif segera melajukan mobilnya, meninggalkan hotel. Melaju dengan kecepatan sedang menuju rumah baru mereka, yang masih ada di sekitar wilayah kota Jakarta.
Setelah melakukan perjalanan cukup lama, yaitu kurang lebih 3 jam. Kini Hanif segera memarkirkan mobilnya di halaman rumah baru mereka. Suasananya masih terbilang sepi, karena jarak rumah mereka dengan rumah tetangga cukuplah renggang.
"Mas, apa ini rumahmu?" tanya Aisyah.
"Ini bukan rumahku, tapi rumah kita," jawab Hanif tersenyum. Kemudian segera mengajak Aisyah untuk keluar dari mobil.
Kini Aisyah dan Hanif, segera masuk ke dalam rumah. Rumahnya tidaklah terlalu luas, namun sangat cukup jika di tinggali berdua. Dengan desain interior modern masa kini. Bahkan hamparan warna putih yang melapisi bangunan ini, sangatlah membuat suasana rumah yang minimalis itu terlihat begitu terang benderang.
"Aisyah di rumah ini, hanya ada dua kamar, satu di atas dan satu di bawah. Yang itu," ucap Hanif menunjuk ke arah kamar yang di maksud.
"Kamu ingin kita tidur di kamar mana?"
"Em ... lebih baik di kamar ini saja Uda, kalau di atas Aisyah malas naik turunnya hehe," jawab Aisyah. Hanif pun menganggukkan kepalanya.