Pelajaran matematika sudah habis, bel sudah berbunyi tandanya waktu istirahat sudah tiba. Pak sasongko keluar dari kelas dan sebagian dari siswa di kelas juga keluar untuk sekedar makan siang dan berbincang-bincang di luar. Karena ini adalah hari pertamaku masuk ke sekolah swasta ini. Aku masih belum memiliki teman sama sekali.
Awalnya aku berniat untuk menyapa beberapa teman perempuan di kelas ketika istirahat tiba. Aku harap dengan menyapa mereka lebih dahulu, aku bisa lebih mudah berteman dengan teman di kelasku. Kebetulan ada dua orang siswi yang sedang ada di kelas saat ini. Aku berjalan mendekati mereka berdua untuk memulai obrolan terlebih dahulu.
"Hallo, boleh aku ikut duduk disini?" tanyaku kepada mereka berdua yang sedang asyik mengobrol berdua.
"Ah kau anak baru, tentu saja." Ujar siswi dengan rambut dikepang dua itu. Aku kemudian terduduk dihadapan mereka berdua yang sedang mengobrol.
"Ada perlu apa kamu kemari?" tanya siswi dengan cat di kukunya itu padaku.
"Tidak ada apa-apa kok, aku hanya ingin ikut mengobrol bersama kalian saja. Kebetulan aku melihat kalian sedang asyik berbincang sedari tadi. Jadi, bila kalian tidak keberatan boleh kah aku ikut dengan pembicaraan kalian?" tanyaku kepada mereka berdua dengan tersenyum. Aku harap mereka tidak menganggapku sok kenal dan sok dekat sih, meski sebenarnya aku sendiri bingung kenapa aku bicara demikian?
"Ah tentu, lagi pula kita teman sekelas. Oh yah, namaku irma."
"Aku sinta."
Aku sangat bersyukur sekali bertemu dengan mereka berdua. Mereka adalah teman pertamaku di sekolah baru ini. Namanya irma dan sinta, mereka cukup ramah dengan orang yang baru saja mereka temui. Aku cukup senang memberanikan untuk mengajak bicara mereka terlebih dahulu.
"Oh yah, rambutmu bagus. Aku suka, dimana kau menata rambutmu?" tanya irma padaku.
"Ah ini, aku tidak menatanya kok. Ini sudah dari kecil memang begini."
"Benarkah, rambutku lurus dan ingin sekali ikal seperti rambutmu loh," sahut sinta kemudian.
"Hey cantik, kau tidak pergi ke kantin?" ujar seorang lelaki yang tiba-tiba datang ke arah kami bersama dua orang temannya.
"Rony, bisakah lo gak usah sok cari perhatian sama anak baru ini!" seru sinta yang tampaknya sedikit membelaku kala itu. Melihat sinta begitu perduli padaku membuat diriku sedikit tersanjung.
"Apaan sih, lo cemburu sama gue? lagi pula kita udah lama putus dan juga sekarang ini gue lagi bicara sama anak baru ini." Ujar lelaki yang bernama rony itu yang ternyata adalah mantan pacar sinta. "Kenapa lo diem aja cantik, siapa nama lo? gue rony, anak kelas sebelah. Ketika mau upacara tadi, gue udah penasaran sama cewek cantik yang ada di ruang tata usaha itu. Rupanya lo murid baru di angkatan kita yah. Tadinya gua kira lo itu adik kelas tau. Sayang banget kita gak sekelas. Hey, kenapa lo diem mulu. Lo takut sama gue?" ungkap rony yang kini duduk di samping kursiku.
"Rony brengsek!"