Di saat gadis seusianya sudah mengenal pacaran dan Cinta, berbeda dengan Aruna kalisa. Gadis yang masih sibuk mengejar impiannya yang tidak akan pernah tercapai. Mengapa bisa begitu? Karena Aruna itu hanya bisa bermimpi namun, untuk berusaha ia tak semangat meraihnya. Impian yang hanya akan menjadi angan, itulah mimpinya.
Aruna adalah gadis desa yang baru saja menginjakkan kakinya ke kota besar Jakarta, di sana ia memiliki saudara yaitu paman dan bibinya. Ia memiliki sepupu yang seumuran dengannya.
Aruna atau bisa di panggil Runa itu memiliki postur tubuh yang bisa di katakan pendek, tingginya hanya 152 cm memiliki mata sipit, hidung tidak pesek tidak juga mancung, bibir kecil tipis, memiliki rambut panjang sepunggung, dan kulit sedikit gelap mungkin biasa di sebut eksotis. Runa itu manis sangat manis apalagi kalau tersenyum , berbeda dengan sepupunya yang cowok itu memiliki tinggi badan 180 cm kira kira segitu soalnya tinggi sekali bahkan awal ketemu saja ia mengira bahwa sepupunya adalah om om Padahal bukan. Yang membuatnya takut untuk pertama kalinya bertemu.
Terkadang Runa merasa heran kenapa sepupunya bisa memiliki tinggi badan yang sangat tinggi. Padahl, paman dan ayahnya sewaktu muda lebih tampan ayahnya. Namun, kenapa malah sepupunya yang memiliki hidung yang mancung kulit yang putih dan juga tinggi seperti model saja. Bisa kalian bayangkan. Mungkin karena ibunya juga orang yang berasal dari Jakarta. sedangkan ia menerima gen dari ibunya yang memiliki kulit eksotis Seperti dirinya, beruntung rambutnya tidak keriting seperti rambut ibunya. Bukannya ia tidak bersyukur tapi ya bagaimana mana lagi hanya dirinya saja yang memiliki kemiripan yang hampir sama Walaupun tidak dengan rambutnya, juga senyumnya yang lebih mirip dari sang Ayah dan juga sifat Aruna yang lebih mendominasi ke arah sang ayah yaitu santai, cuek tidak peduli apa kata orang tentang dirinya.
Walaupun seperti itu ia tak menyesal karena di lahirkan dari seorang ibu Wianah nama ibunya, ibu yang selalu mengerti akan dirinya. Bahkan di saat kaka dan adik adiknya memutuskan untuk sekolah di kota dan pergi ke pesantren. Aruna memilih untuk sekolah di desa, dengan alasan ingin membantu orang tuanya. Padahal itu hanya alasannya saja agar tak jauh dari kedua orang tuanya.