Suara alarm yang terpasang di kamar mengagetkanku sehingga aku terbangun secara paksa. Aku turun dari ranjang dan memeriksa keadaan sekelilingku. Tidak ada orang. Perutku memaksaku untuk mengecek makanan di dapur. Beberapa potong roti isi selai dan ayam panggang sudah tersedia di meja. Ada sepucuk surat juga di sana yang bertuliskan, “ini makan malam untukmu, lebih baik kau hangatkan dulu sebelum memakannya. Aku pergi ke kota untuk menemui penerbit, Lucas…” Oh… manis sekali dia, pasti dia sangat tampan. Sudahlah, ayo segera bergegas dan pergi berjalan-jalan.
Tidak ada baju yang menarik di lemariku. Hanya beberapa kaos, celana jeans, dan gaun kekanakan. Ya mau bagaimana lagi, aku harus tampil cantik hari ini. Kupotong kaos hitam oversizeku dan menjadikannya seperti rok mini. Aku mengikat tinggi rambutku dan mengenakan sepatu seadanya. Hah! Aku benci! Harusnya aku memakai high heels agar lebih menarik, tapi aku tidak memilikinya. Mengesalkan.
Di sepanjang perjalanan, semua orang menatapku dan beberapa pria menggodaku. Ah, aku suka sekali digoda. Aku ingin pergi ke bar, tapi dari rumah tadi ke pusat kota pasti jauh. Aku harus memanfaatkan para pria yang menggodaku itu. Tak berselang lama, targetku muncul.
“Cantik, mau pergi ke mana?” tanya seorang pria dengan membawa mobil sedan.