Pagi-pagi sekali aku sudah bersiap untuk berangkat mencari alamat yang dikirim dengan menggunakan kode rahasia. Setelan jas berwarna hitam menjadi pilihanku kali ini. Aku harus segera menyelesaikan pertemuanku dengan pengirim surat rahasia. Aku tidak tenang membiarkannya sendirian hari ini, tapi aku juga tidak bisa membawanya untuk mengikutiku menyelesaikan misi yang aku sendiri tidak paham ini.
Aku menyiapkan persiapan makan malamnya. Beberapa potong roti isi selai dan ayam panggang, sudah tersedia di atas meja. Sepucuk surat juga kusisipkan di bawah piring roti isi itu. Dengan begini, aku bisa sedikit tenang meninggalkan Katt.
Aku mengelilingi seluruh kota untuk mencari alamat pengirim surat rahasia itu. Hampir tiga belas jam, aku baru bisa menemukan rumah yang aku pastikan adalah milik dari pengirim surat tersebut.