Untuk pertama kali, aku merasakan rasanya kehilangan arah. Sudah dua bulan kami hidup terpisah. Katt pergi meninggalkanku setelah mengetahui fakta bahwa akulah pembunuh orang tuanya. Sedangkan aku masih di rumah ini, rumah yang menyimpan kenanganku dengan Katt. Kekhawatiranku semakin menjadi-jadi mengingat usia kehamilan Katt. Aku tidak bisa membiarkannya hidup di luar pengawasanku.
Setelah menembakku, Katt pergi dengan membawa mobil hadiah ulang tahunnya. Dia tidak mengetahui bahwa mobil itu sudah aku pasangkan pelacak lokasi untuk berjaga-jaga saat dia pergi keluar sendirian. Sayangnya, mesin pelacak itu hanya bisa bertahan dalam radius 500 kilo meter. Lebih dari itu, dia sudah tidak bisa terdeteksi. Aku terlalu bodoh karena membiarkannya kabur dalam keadaan hamil seperti itu. Aku cukup yakin, Katt akan kembali lagi padaku karena dia tidak memiliki tempat bernaung sama sekali. Hingga aku memutuskan untuk tidak mencarinya saat dia mulai meninggalkan rumah. Aku salah, genap dua bulan sudah dia tidak kembali. Rasa khawatir mulai menyergapku. Mesin pelacak di mobilnya sudah tidak bisa terdeteksi lagi. Aku harus mencari cara lain agar segera menemukannya. Terbersit pikiran untuk meminta bantuan Ayah, namun aku mengurungkan niat karena tak ingin menjadi beban untuk Ayahku. Aku harus menyelesaikan masalah ini sendiri.
Aku periksa posisi terakhir yang ditampilkan mesin pelacak itu. Dia terakhir berada di pelabuhan kota sebelah. Tak butuh waktu lama, aku langsung bersiap dan mengunci seluruh rumah untuk segera menyusulnya. Kudatangi tempat terakhir yang dia singgahi. Aku tak bisa menanyakan rute yang dia pilih kepada petugas pelabuhan. Mereka tidak mungkin membocorkan informasi dari pengguna jasanya. Tidak ada cara lain selain membobol data milik mereka. Sekitar tiga jam aku mengotak-atik data untuk mendapatkan tujuan pelarian Katt, akhirnya aku bisa menemukan tempat singgah selanjutnya. Aku segera membeli tiket dan pergi berlayar untuk menuju lokasi Katt. Dia tidak akan bisa keluar dari negara ini karena tidak memiliki visa. Setidaknya aku sedikit tenang karena mengetahui hal itu.
Pelayaran ini membutuhkan waktu hampir dua hari. Dalam waktu dua hari, Katt pasti sudah berpindah lokasi lagi sedangkan aku tidak bisa melacaknya lagi karena tidak ada sinyal di tengah lautan. Waktu perjalanan ini aku habiskan untuk mempersiapkan strategi saat sudah tiba di kota tujuan nanti. Katt, kau benar-benar membuatku kebingungan.
Dermaga di kota ini sangat ramai. Mengingatkanku pada kota lamaku, sarang Reclusive. Benar-benar tidak ada tujuan. Aku hanya bisa bertanya kepada para petugas pelabuhan atau kepada orang-orang yang sekiranya bekerja di dekat pelabuhan. Tidak ada yang pernah melihat gadis seperti di foto yang aku berikan. Otakku buntu. Tidak tahu lagi harus bertanya kepada siapa dan harus melakukan apa. Sial!
“Tuan, silakan dibeli koran hari ini, ada banyak berita baru. Dibeli Tuan …,” kata seorang bocah kecil penjaja koran.