°°°
Suasana kelas 11 IPA 3 terasa begitu berisik.
Seperti sebuah pasar yang sedang di huni anak TK, ada yang berlari kejar-kejaran, ada yang sibuk dengan gadget nya, ada yang asik ngerumpi, tak lupa juga dengan beberapa manusia yang sedang nge-bucin di pojokan.
Anna menutup telinganya saat Mutia, si pedangdut kelas mengakhiri lagu yang sedari tadi di nyanyikan dengan nada tinggi yang amat sangat memekakkan telinga.
Netta melirik sinis ke arah Mutia.
"Mut, lo mau diem sendiri atau nunggu gue masukin petasan ke mulut lo?
"Masukin dong." ucap Mutia sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah Netta.
Netta berdecak kesal, dia lupa jika berbicara dengan Mutia hanya akan membuang waktunya.
Gadis itu memilih untuk kembali berkutat dengan buku tugas nya, dia bukan murid teladan, hanya saja hari ini mood nya sedang baik, jadi dia dengan senang hati mengerjakan tugas yang di berikan Bu Bita.
"Bu Bita kemana sih, ini seriusan yang di rangkum dari BAB 4 sampe 5? Gila aja, bisa jantungan tangan gue." keluh Vera, teman sebangku Anna yang duduk tepat di depan Netta.
Guru Seni Budaya itu sebelumnya memang sudah masuk ke kelas, namun beliau berpamit untuk pergi sebentar dan akhirnya Bu Bita hanya menyuruh murid-muridnya untuk merangkum materi yang ada di buku paket super tebal itu.
"Tuh Bu Bita, panjang umur." ucap Anna saat melihat Bu Bita memasuki ruang kelas, tidak sendirian, fokus Anna beralih pada seorang gadis yang kini sudah berdiri di depan, tepatnya di samping Bu Bita.
Kelas yang tadinya ramai seketika mendadak hening, namun hal itu tak berlangsung lama buktinya sekarang anak laki-laki di kelas itu sudah heboh saat melihat kehadiran wajah baru yang sekarang sedang menjadi pusat perhatian.
"Alhamdulillah, akhirnya Ibu nemuin jodoh saya."
"Naufal buruan telpon malaikat, bilangin bidadari nya udah ketemu."
"Itu mah mantan gue."
"Tatang berisik banget sumpah!"
"HARAP TENANG SEMUANYA!" seru Bu Bita, matanya memandang tak bersahabat ke arah murid yang tadi membuat kehebohan.
"Oke, Ibu minta perhatian nya sebentar, teman baru kalian akan memperkenalkan dirinya,"
"Lama juga gapapa kali Bu. Saya siap kok 24 jam buat merhatiin dia." celetuk Rian, ucapan nya berhasil menarik atensi gadis disamping Bu Bita itu.
Rian tersenyum, tak lama pemuda itu terkekeh pelan saat mengetahui bahwa si murid baru terlihat membuang muka dengan wajah yang sedikit merona.
"Rian, diam!" titah Bu Bita, wanita berusia 43 tahun itu kembali menoleh ke arah murid baru nya.
"Silahkan perkenalan diri kamu."
"Perkenalkan nama saya Sandara Witama, saya pindahan dari SMA Nusa Bangsa."
Bu Bita mengangguk sembari tersenyum.
"Baiklah Sandara silahkan duduk di samping Netta, bangku yang kosong itu," ucap Bu Bita seraya menunjuk ke arah bangku kosong di samping Netta.
"Bu-"
"Jika ada yang ingin ditanyakan kepada Sandara silahkan nanti saja saat sudah istirahat, sekarang saya akan lanjut mengajar." kata Bu Bita memotong ucapan Dimas, yang sudah bisa ditebak ingin menanyakan sesuatu terhadap si murid baru.
Sandara tersenyum kikuk kepada Guru sekaligus wali kelasnya itu, kemudian gadis berparas ayu itu mulai melangkahkan kakinya menuju bangku kosong yang tadi di tunjuk oleh gurunya.
Senyumnya mengembang saat melihat Netta menyambut hangat kedatangan nya.
"Haii San, sini duduk. Kita kenalan," seru Netta menarik pelan tangan Sandara agar gadis itu cepat duduk di bangkunya.