Pertama Kali Mengenal Cinta

queenara valerie
Chapter #19

Lomba Debat

“Aduuuuh! Ini udah lewat 1 minggu, gua belum bisa apa-apa. Si Regina bisa ketawa kegirangan kalau liat gua kayak gini. Ju…Ra…bantuin gua dong.” Aku mengeluh sepanjang jam istirahat.

“Bukannya gak mau bantuin sih, Mit. Gua juga gak begitu ngerti tentang politik.” sahut Dyra, memberikanku 1 gelas es jeruk.

“Iya, gua juga gak bisa politik. Yang gua bisa cuman makan, hehe.” sambung Juan, melirik martabak yang baru saja diantar ke meja kami.

Guys! Ujian Matematika udah dibagi tuh!” teriak Jonathan yang baru saja memasuki area kantin.

“Gue berapa, Jo?” Aku tidak semangat samasekali. Aku sudah bisa menebak bahwa nilai ujian Matematikaku ini jelek. Aku selalu bingung dengan orang-orang yang suka dengan pelajaran Matematika. Pelajaran Matematika itu agak sedikit aneh. Huruf ditambah dengan huruf, lalu hasilnya bisa menjadi angka. Apa sih itu?

“Lu bagus nih nilainya, Mit!” jawabnya dengan raut bersemangat.

Sontak aku mendongak, aku mengambil kertas yang sedang dipegang oleh Jonathan. Aku dapat 87. Oh, kebetulan sekali. Sementara itu, Juan, Dyra, dan Jonathan tertawa bahagia karena mereka semua dapat nilai bagus. Kalau mereka mendapat nilai bagus di pelajaran Matematika, itu bukan suatu yang harus dibanggakan. Tapi, kalau aku yang mendapat nilai bagus, itu yang baru harus dibanggakan.

“Jo—guys! Buset pada budek—guys, woi!” Mereka bertiga masih teriak-teriak kegirangan karena mendapat nilai bagus, ditambah dengan teriakan murid-murid lain yang ada di kantin ini. Dan jadilah, mereka budek.

Teriakan mereka bertiga berhenti ketika aku tadi berteriak, “ke…kenapa, Mit?”

“Lu ngerti politik gak?” Aku mengganti kalimatku yang semula adalah, “bantuin gua dong,” dan sekarang aku sudah kapok bertanya seperti itu lagi. Jadi, kuputuskan untuk mengganti kalimatku.

Aku menanti jawaban Jonathan, yang aku harap dengan jawaban ini, dia bisa membantuku dalam menyelesaikan masalah debat tentang politik ini yang sebenarnya aku tidak mau berpatisipasi di dalamnya. “Gak begitu sih. Tapi, Kakak gua ngerti politik, dia punya beberapa buku politik, mau gua pinjemin?” tawar Jonathan.

Lihat selengkapnya