Pertama Kali Mengenal Cinta

queenara valerie
Chapter #25

Langkah Keempat

"Kenapa lu?" celetuk Kak Liam ditengah makan malam kami berempat.

"Apa? Apa nya kenapa?" Aku pura-pura bego.

"Rain ngapain?" Dasar sok tahu.

"Apaan sih? Orang dia gak ngapa-ngapain." sanggahku cepat, karena Kak Liam mulai tidak sadar kalau yang duduk di sebelahnya itu Ayahku dan yang duduk di sebelahku itu Ibuku.

"Kalian ngomongin apa sih?" Tanpa kusadari, kedua orang tua ku sudah menatapi kami.

"Hah?" Tidak mau berbohong, jujur juga enggan.

"Enggak, tugas doang kok, Ma." Kak Liam berhasil menambah dosa nya.

"Tugas kok bawa-bawa Rain." Ayahku tidak percaya.

"Gini Pa, Rain kan udah masuk kuliah juga. Nah, Rain itu pernah bilang kalau dia dikasih tugas sama dosennya buat bikin apa aja yang berhubungan dengan teknologi. Jadi, aku tanya Rain ngapain tugasnya, dia buat apa gitu, penasaran aja sih. Cuman, si Mitha gak nangkep tadi aku nanya apa." Kak Liam ini diam-diam pintar ngarang juga ya.

Selesai makan malam, aku langsung loncat ke sofa ruang tamuku, mau melanjutkan tontonanku yang durasinya lebih dari 3 jam. Aku buru-buru menarik selimut, memeluk bantal, dan mengambil segelas teh manis hangat yang sudah dibuatkan oleh Mbak Surti.

Suasana ruang tamu sudah sepi, semua orang sudah masuk kamarnya masing-masing.

Pikiranku hanyut dalam tontonanku, dimana si cowok sedang melamar si cewek di Hawaii. Apalagi dengan tambahan iringan lagu mellow.

"Mau juga dilamar sama Rain kayak gitu?" Kak Liam tiba-tiba sudah duduk di sebelahku.

Aku pencet tombol pause pada remot televisiku, "apaan sih?"

"Lu tuh kebanyakan nonton film begini, jadi otak nya ngikut pengen digituin juga sama cowok. Makanya jangan nonton film romantis mulu, gue aja lihat nya udah mau muntah. Bilang i love you-lah, i miss you-lah, geli tahu gak!" komentar Kak Liam, kesal sendiri.

"Ih, kok lu yang repot sih. Ya, suka-suka gue lah. Mau gua nonton film horor, film romantis, film thriller, ya suka-suka gue."

"Oke, nevermind lah. Lu kenapa sama Rain?"

"Gua lagi gak mood buat cerita." jawabku datar.

"Kalau lu gak sekarang, mau kapan lagi?"

"Emang besok dunia kiamat? Enggak, kan?"

"Besok siang jam 2, gua mau balik ke Melbourne." Dia menyeruput teh manisku tanpa izin.

"Ya udah deh." Aku merebut balik segelas teh manisku. "Jadi—"

Tok-tok

"Gua buka pintu sebentar." Aku berjalan ke daun pintu.

Lihat selengkapnya