Pertama Kali Mengenal Cinta

queenara valerie
Chapter #28

Epilog

2 jam yang lalu, Rain sudah mengabariku bahwa dia sudah sampai disana. Aku lega, tapi untuk keadaanku sekarang, aku sesak. Malam yang penuh kesunyian ini, kurasakan lagi. Aku duduk di pinggir jendelaku, menatapi kota Jakarta yang masih seperti biasa, ramai dan berisik seperti biasanya.

Tidak ada suara dari luar kamarku, Ibu dan Ayahku sudah tidur. Hanya aku sendirian yang masih bangun. Aku menatapi 1 boks bulat berwarna biru tua yang kuletakkan di atas lemari bajuku. Yang sebagian besar isinya adalah lembaran kertas yang kutulis untuk Rain dan cowok-cowok lain yang pernah kusukai.

Ah, tidak pernah aku segalau ini, memikirkan cowok sampai tidak bisa tidur. Rain berhasil memecahkan rekor sebagai cowok pertama yang membuatku tidak bisa tidur.

Malam ini, aku berharap Rain menghubungiku atau mengirimkan chat kepadaku, setelah kata terakhirnya 'aku tidur dulu, Mit. Good night.' Kurasa mustahil dia akan menghubungiku, ini sudah pukul 12 malam, disana sudah pukul 1 subuh, dia pasti sudah tidur.

***

Sudah 1 tahun, hubungan ini terjalin. Kami menjalani nya senormal mungkin. tidak bisa ketemu, bukan berarti kami terpisahkan. Toh, kami masih bisa telepon, video call, saling mengirimkan chat.

Hari-hariku pun aku jalani senormal dan sebaik mungkin. Aku sudah menetap di suatu universitas di Jakarta. Dengan teman dan lingkungan yang baru, aku pun menjadi pribadi yang baru. Aku lebih dewasa, lebih pintar mungkin. Ya, pokoknya aku menjadi pribadi yang lebih baik.

Rindu dan ketidak tahanan untuk bertemu selalu kurasakan setiap harinya. Tapi, aku bersyukur aku bisa tinggal di zaman dimana teknologi sudah canggih. Aku bisa melihatnya secara virtual, memeluknya secara virtual, dan mendengar kata-katanya melalui audio ponselku.

Aku tahu, aku tidak bisa sepenuhnya mengandalkan ponsel dan laptopku. Tapi, setidaknya fasilitas-fasilitas itu membantuku untuk bertemu dengannya.

Sore ini, aku kembali duduk di kafe dekat rumahku, membaca buku seperti biasanya. Masih berharap Rain akan muncul tanpa sepengetahuanku seperti yang biasanya ada di film-film barat. Ah, aku terlalu banyak nonton film Disney.

Imajinasiku terbang tinggi, haluku hadir.

"Mit." Suara Rain muncul di telingaku. Aku menoleh ke belakang, tidak ada siapa-siapa.

"Mit." Aku tahu itu hanya imajinasiku.

Lihat selengkapnya