PERTARUNGAN RINDU

Emur Paembonan S
Chapter #5

Menghindar

"Pokoknya kalau dia tanya saya ke mana, jawab saja: saya lagi jalan dengan pacarku. Paham?!" 

"Iya, Kak," jawab Alce dan Ribka hampir bersamaan.

"Maaf, Kak. Kalau Pak Paulus tanya siapa pacar kakak, bagaimana?" tanya Ribka.

"Bilang saja tidak tahu. Kalian tahunya dari teman. Ingat itu!" Imelda memberi uang buat ongkos bayar tarif angkutan kota pada kedua adik angkatannya itu. Ia juga memberi uang buat makan dan minum mereka. "Sisanya terserah kalian." Lalu mereka berpisah.

Imelda sudah tak tahu mau pakai cara apa lagi. Setiap kali Alce dan Ribka bertandang ke kantor Om Ferdinand, selalu saja mereka gagal membawa pulang proposal. Selalu saja ada alasan dari Om Ferdinand dan Paulus; ada di rumah, masih di kantor teman, lagi terima tamu dan tidak bisa diganggu, atau sedang rapat. Imelda bahkan terkadang terpaksa menelpon ke rumah Om Ferdinand, tapi ketika yang datang bukan Imelda, maka Ribka dan Alce kembali tak berhasil membawa pulang proposal. Imelda pun kian jengkel dibuatnya. Seperti di suatu malam, saat siangnya Alce dan Ribka ke kantor Om Ferdinand, dan Om Ferdinand mengatakan bahwa proposalnya ketinggalan di rumah. Imelda pun mengatakan lewat telepon, "Jadi, saya bisa ke rumah Om saja 'kan buat ambil proposalnya?" Dan Om Ferdinand begitu senang. Namun ketika Alce dan Ribka yang muncul, Om Ferdinand merasa dibohongi. Meski Alce dan Ribka sudah menjelaskan bahwa Imelda tidak berjanji. Tapi Om Ferdinand, Tante Yolanda dan Paulus tetap tidak terima. Maka semakin yakinlah Imelda ini bukan lagi masalah proposal yang sengaja ditahan, tapi ini masalah perjodohan yang tak diinginkannya.

***

Ribka dan Alce melangkah meninggalkan fakultas kedokteran. Mereka menuju jalan raya yang mengelilingi kampus. Menahan sebuah pete-pete dan menaikinya. Imelda melihat mereka dari kejauhan dan melangkah menuju sebuah ruang kuliah. Di depan ruang kuliah itu, seorang perempuan berjilbab dan berkacamata sudah menantinya. Setelah itu, berdua mereka menuju tempat mobil Imelda terparkir.

Dua orang mahasiswi yang sefakultas dan seangkatan itu menuju tempat kos Zainab. Barang-barang yang akan dibawa ke Malino sudah disiapkan Zainab sejak semalam. Seorang teman kos Zainab sedang menjemur pakaian saat Imelda mematikan mesin mobil depan kos. Zainab keluar dari mobil. Imelda menunggu di mobil. Ia menyalakan head unit. Memasukkan sebuah kaset. Lagu "Buaya Darat" dari Traxap Loonatic pun terlantun. Tak sampai delapan menit, Zainab sudah kembali dengan mengganti blusnya dengan kaos oblong, roknya dengan celana denim, tapi jilbabnya masih sama seperti saat Imelda menjumpainya tadi di kampus. 

***

Seperti yang sudah diduga Imelda, Alce dan Ribka kembali tak berhasil membawa pulang proposal yang mereka bawa tempo hari pada Om Ferdinand. Meski mereka sudah mengatakan bahwa tak masalah jika tak ada lagi bantuan dari Om Ferdinand, seperti yang diperintahkan oleh Imelda, namun Om Ferdinand beralasan bahwa proposalnya ada di rumah temannya yang rencana membantu. Tapi mereka tak mengatakan alasan Imelda tak datang di kantor Om Ferdinand saat itu, seperti yang dititahkan Imelda, sebab mereka khawatir dianggap berbohong. Dan selama di ruangan Om Ferdinand, Paulus juga berada di dalamnya. 

Sewaktu Om Ferdinand bertanya di mana Imelda, Alce dan Ribka menjawab bahwa Imelda sedang kuliah dan setelah itu akan langsung rapat di sekretariat panitia. 

"Besok, Imelda bisa ke sini 'kan?" tanya Paulus, saat kedua mahasiswi itu baru saja keluar dari ruangan Om Ferdinand. 

"Tidak tahu, Pak," jawab Alce.

"Imelda pasti datang jika proposalnya sudah ada di kantor ini." Alce melirik Ribka sedetik. Ia tak menduga perkataan Ribka. 

"Jadi, Imelda sebenarnya sengaja tak datang?" Paulus mulai menyelidik.

"Katanya dia mau pergi dengan pacarnya." Jantung Alce mulai berdetak tidak karuan dan semakin mempercepat langkahnya. Namun ia mengambil keputusan agar mendukung perkataan Ribka barusan.

Lihat selengkapnya