Lewat mulut Alce dan Ribka, berita Imelda dikejar cinta oleh seorang pemuda yang kerja di kantor Om Ferdinand merebak begitu cepat, bak berita gosip selebriti di siaran infotainment. Hingga akhirnya berita itu terdengar juga di telinga Salomo. Dan Imelda belum tahu tentang itu, saat itu.
Alangkah senangnya Salomo. Ia ingin berkenalan dengan Paulus. Namun Haniel segera memberitahunya; bukan bermaksud mencampuri, tapi Haniel tak ingin Imelda justru jatuh ke pelukan pria yang salah. Haniel tak ingin Paulus hanyalah objek pelampiasan Imelda karena kecewa tehadap Salomo. Lalu Paulus bertindak kasar pada Imelda ketika tahu tentang itu.
Namun tanpa sepengetahuan siapapun, diam-diam Salomo datang ke kantor Om Ferdinand. Niat utamanya bukanlah untuk mengambil proposal atau mencari dana tambahan buat kegiatan persekutuan, namun ingin mengenal Paulus.
Begitu Salomo tiba di kantor Om Ferdinand, ia langsung bertanya pada petugas keamanan tentang Paulus. "Yang keponakannya Pak Ferdinand," terang Salomo pada salah seorang petugas Satpam (Satuan Pengamanan).
Petugas itu mempersilakan Salomo duduk menunggu di sebuah kursi di ruang lobi. Si Satpam lalu melangkah ke sebuah lorong kantor, menuju ruangan Biro Produksi. Namun belum sampai depan pintu ruangan staf Biro Produksi, Paulus sudah keluar dari dalamnya.
Tak sampai dua menit, Satpam itu sudah kembali bersama seorang pria yang sedikit lebih tinggi dari Salomo, tapi berat badannya nampak seimbang dengan Salomo. Satpam itu lantas meninggalkan mereka berdua dan kembali ke pos jaga.
Salomo langsung memperkenalkan diri. Begitu pun Paulus. Mereka saling berjabat tangan. Salomo pun menyebut dirinya sebagai salah seorang panitia yang proposalnya dibawa Imelda tempo hari. Paulus sempat menanyakan soal keberadaan Imelda, tapi Salomo tidak bisa menjawabnya. Paulus menjadi enggan melayaninya dan meminta Salomo agar bertemu Om Ferdinand.
Salomo tak ingin banyak basa-basi. Dengan sedikit berbisik, Salomo berkata, "Saya ingin bicara soal Imelda. Saya bisa membantu anda mendapatkannya." Salomo mengusulkan agar pembicaraan mereka dilakukan di luar gedung. Namun karena Paulus sedang sibuk kerja, mereka memutuskan untuk bertemu sore harinya.
***
Saat Imelda tahu bahwa Salomo sudah kembali masuk kampus, ia pun kembali sering ke fakultas Ekonomi; fakultasnya Salomo. Meski ia tetap mewanti-wanti jika bertemu anggota persekutuan. Itupun Imelda hanya akan menyapa, jika ia yang disapa duluan. Dan ia hanya bilang: buru-buru ada urusan jika ditanya mau ke mana.
Imelda bisa tahu bahwa Salomo sudah bisa ke kampus saat berkunjung ke rumah Salomo di suatu malam. Waktu itu, ia kembali membawa beberapa bungkus snack yang dibelinya di sebuah supermarket. Saat itu, menurut Lisda, Salomo sudah ke kampus sejak pagi dan belum pulang sampai detik itu.
Namun sampai hari itu, Imelda tak juga bertemu Salomo di dalam kampus. Ingin rasanya ia bertanya ke anggota persekutuan yang lain, terutama yang sefakultas dengan Salomo, tetapi ia malas.
Imelda tak tahu, bahwa berkali-kali sebenarnya Salomo melihatnya di fakultas Ekonomi atau ketika langkah Imelda sudah mendekat ke fakultasnya, tapi Salomo sudah mewanti dan memberitahu teman-temannya untuk mengatakan bahwa dirinya sedang di luar kampus, jika Imelda menanyakannya.
***
Rintik menderai di sore itu. Salomo dan Paulus berteduh di sebuah emperan toko yang tak jauh dari kantor Om Ferdinand. Sambil berjalan mencari warung makan, Salomo mulai berkisah tentang perasaan Imelda ke dirinya, dan perasaan dirinya pada Imelda. Salomo pun mengisahkan soal kebohongan yang dilakukan Alce dan Ribka. Tapi Salomo mengingatkan Paulus bahwa semua itu atas perintah Imelda. Dan ia minta pada Paulus agar tak menyalahkan Alce dan Ribka. "Anggap saja dalam hal ini mereka tak ada sangkut pautnya," ujar Salomo, dan Paulus menyanggupinya.
Pembicaraan mereka malah lebih banyak membahas soal Imelda. Kedua orang itu pun sepakat mencari cara agar Paulus dan Imelda bisa bertemu lagi. Terlebih Paulus menjanjikan bahwa dana untuk kegiatan Natal persekutuan Salomo pasti ada tambahan dari Om Ferdinand. Salomo pun pura-pura berkisah bahwa ia sedang mengincar perempuan lain, namun terus terhalang oleh Imelda. Tapi Salomo tak ingin hal ini disangkut-pautkan pula dengan urusan organisasinya.
Paulus sempat meragukan rencana mereka, sebab tahu bahwa Salomo malas bersua Imelda. "Tenang. Imelda sering ke rumah. Ada saja alasannya sampai nyogok Ibu dan kakak saya, pakai bawa makanan segala," ujar Salomo. Dan Paulus pun yakin rencana mereka akan berhasil.