PERTEMUAN YANG MENGUBAH JIWA

kusuma reksanudin
Chapter #2

Awal persahabatan



Pertemuan pertama itu terus membekas di benak Aris. Suasana hangat kafe, suara lembut Mutia, dan tatapan matanya yang penuh ketenangan meninggalkan kesan mendalam. Ada sesuatu tentang Mutia yang sulit diabaikan, ketulusan yang jarang ia temui. Dalam rutinitasnya yang monoton, Aris merasa seolah menemukan sesuatu yang selama ini ia cari, meski ia sendiri tak tahu apa itu.


Namun, beberapa hari setelah pertemuan itu, Aris mulai diliputi keraguan. Ia ingin menghubungi Mutia, tetapi takut dianggap terlalu bersemangat. Pesan sederhana yang ia susun berkali-kali selalu dihapus sebelum terkirim. Namun, rasa penasaran yang terus menghantuinya akhirnya menang. Dengan jantung yang berdegup kencang, ia mengetik sebuah ajakan sederhana: bertemu di taman kota pada akhir pekan. Tak lama kemudian, balasan Mutia datang. Jawaban itu sederhana, hanya sebuah persetujuan, tetapi entah mengapa memberikan Aris harapan yang tak ia pahami sepenuhnya.


Sabtu sore itu, Aris tiba di taman lebih awal dari waktu yang disepakati. Ia memilih duduk di bangku yang menghadap ke danau kecil, mencoba menenangkan kegugupannya dengan mengamati riak air. Namun, tetap saja kegugupan itu tak bisa hilang begitu saja. Saat Mutia muncul dengan senyum lembutnya, waktu seolah berhenti. Ia mengenakan pakaian sederhana, tetapi caranya membawa diri membuat segalanya terasa istimewa.


Percakapan mereka dimulai dengan ringan. Mutia menceritakan pekerjaannya di sebuah organisasi non-profit. Ia membantu anak-anak kurang mampu, terlibat dalam program pelestarian lingkungan, dan berbagai kegiatan sosial lainnya. Saat ia berbicara, matanya berbinar, menunjukkan semangat yang tulus. “Aku suka melihat orang lain bahagia,” katanya dengan senyum kecil. “Mungkin itu alasan kenapa aku memilih jalan ini.”


Aris terdiam sejenak, merenungi kata-kata sederhana itu. Dalam hidupnya yang sibuk mengejar ambisi, ia lupa mencari kebahagiaan yang sesungguhnya. Cerita Mutia seperti menyentuh sisi dirinya yang selama ini terabaikan.

Lihat selengkapnya