PERTEMUAN YANG MENGUBAH JIWA

kusuma reksanudin
Chapter #4

Di Antara Langit dan Kenangan


Sore itu, angin dingin menyapu lembut wajah mereka. Langit mulai berwarna jingga ketika Mutia berdiri di depan sebuah taman kecil di tepi kota. Ia menunggu Aris yang baru saja membalas pesannya untuk bertemu. Mutia memutuskan mereka tidak ke kafe kali ini. Tempat itu mulai terasa seperti panggung yang terlalu kecil untuk cerita yang ia simpan.


“Aku suka taman ini,” kata Mutia ketika Aris tiba, napasnya masih sedikit terengah setelah mencari tempat parkir.


“Kenapa di sini?” tanya Aris, tersenyum kecil sambil berdiri di sampingnya.


Mutia menunjuk sebuah bangku kayu tua di bawah pohon besar. “Ayahku sering ajak aku ke sini waktu aku kecil. Tempat ini terasa... aman.”


Aris tidak menjawab, tapi ia bisa merasakan ada sesuatu yang berbeda dalam sikap Mutia sore itu. Bukan hanya soal tempatnya, tetapi cara Mutia menatap dunia—ada kerinduan, sekaligus kekosongan yang tak terjelaskan.


Mereka berjalan perlahan ke bangku kayu itu. Taman mulai sepi, hanya ada beberapa anak kecil yang bermain bola di kejauhan. Setelah duduk, Mutia menyandarkan tubuhnya ke bangku, menghembuskan napas panjang.


“Kemarin aku cerita tentang ayah,” katanya, memulai. “Tapi aku nggak cerita semuanya.”


Aris menatapnya, tapi ia tetap diam, menunggu.


“Ada sesuatu yang aku bawa sejak kepergian ayah,” lanjut Mutia. “Sesuatu yang nggak pernah aku ceritakan ke siapa pun, bahkan ke diriku sendiri.”


Lihat selengkapnya