Menjadi seseorang yang paling bodoh itu gak enak. Saat ini gue merasakan bagaimana rasanya menjadi bodoh, karena gak tau mereka semua siapa?
-Ophelia Erina Bintari
Fajar dkk pun memunculkan senyum misterius nya di hadapan gue dan yang lain. Dan membuat pertanyaan bagi banyak orang.
Sebenernya mau apa sih mereka kesini, batin gue
Nazla dan yang lainnya pun memasang tatapan mengagumi mereka berlima. Gue yang melihat kejadian itu pun hanya bisa menatap mereka dengan tatapan jengah.
Fajar yang memahami kekesalan gue pun langsung tersenyum singkat melihat ke arah mereka semua. Terjadilah keheningan di meja gue. Leo pun memecahkan keheningan di meja ini.
"Lia ini buat lo" ucap Leo sambil menyodorkan sebuah undangan yang sangat simple dan elegan ke arah gue.
"Ini apaan?" tanya gue sambil memegang undangan yang di berikan Leo.
"Gue harap lo dateng ya ke acara ultah gue" ucap Leo sambil tersenyum simpul
"Gue gak bisa janji ya Le untuk dateng" jawab gue
"Kenapa lo gak bisa janji dateng? Gak ada kendaraan? Baju? Make up? Atau gimana?" tanya Kevin bingung
"Bukan itu maksud gue Vin. Gue gak bisa janji soalnya disini kan acaranya besok malem. Pas kebetulan sorenya gue ada acara di rumah guru ngaji gue. Niga hari bapaknya. Gue pasti bebantu kesana" jelas gue
"Ya seenggaknya dateng lah meskipun cuma bentar Lia" ucap Fajar
"Insyaallah deh ya" ucap gue
"Besok sore gue jemput deh Li ke rumah" ucap Leo. Semua orang yang ada di meja itu pun langsung menghentikan aktivitasnya masing-masing.
Fajar menatap Leo dengan tatapan tidak percaya. Orang orang di sekitar gue pun menatap gue dengan tatapan tidak sukanya. Gue pun yang peka dengan situasi sekarang hanya bisa menghela nafas panjang.
"Gak usah Le. Gue dateng sendiri aja deh ya. Btw ini yang lain gak lo undang?" tanya gue dengan hati hati