Pesan Dari Ibu

Rizki Pratama Ningrum
Chapter #11

BAB 10

Sementara di luar sana masih tampak seru dengan perbincangan dua hantu yakni Jan dan Meillissa, justru di dalam kamarnya Kaivan terlihat adanya aktivitas yang seolah sibuk. Sama dengan isi kepalanya juga. Tampak seperti ada yang memenuhi pikirannya malam itu.

Beberapa menit setelah bangun dari tidurnya, Kaivan teringat lagi dengan lembaran yang hilang dari buku harian mamanya.

“Kira-kira mama nulis apa ya di sobekan kertas buku hariannya yang hilang?”

“Kenapa rasanya ada yang janggal? Kayak ada hal yang memang ditutup-tutupi sama Akong, Amah dan… Pak Sigit. Tapi, apa?” Bermonolog rialah Kaivan sembari kedua matanya nyalang menatapi langit-langit kamarnya yang hanya disinari temaram dari cahaya yang beradal dari celah jendela kaca yang tirainya sengaja tak dia tutup.

“Kalau saya tanya sama Akong sama Amah, apa mereka bakal mau jawab?”

Tanpa mengindahkan suara derit ranjangnya, Kaivan membalikkan tubuhnya untuk menghadap ke dinding di sisi kiri kamar tidurnya.

Tangan kanannya bergerak ke nakas yang berada di depannya, menggapai sebuah buku yang mulai lusuh karena usianya yang lebih tua dari Kaivan itu.

Buku Harian Ibu Wang, Kaivan menempelkan label tom and jerry berukuran 121 (38 mm x 70 mm) supaya tidak hanya menunjukkan warna cokelat kusam dari sampul berbahan kulit yang membungkusnya.

Lihat selengkapnya