Balada Admin Klinik

Dwiend
Chapter #12

Pertemuan Para Pegawai

Aku bekerja tanpa perawat lagi. Kini aku sudah menerima bahwa kehadiran perawat di klinik hanya sebatas selingan saja. Aku pikir tanpa kehadiran mereka klinik masih bisa berjalan dengan baik. Para dokter juga sekarang sudah mulai terbiasa bekerja tanpa adanya bantuan perawat. Di beberapa klinik kecil lain juga sudah menerapkan sistem tanpa perawat. Aku sendiri tak tahu aturan tentang kehadiran seorang perawat di sebuah klinik pratama.

Kini tugas perawat seperti rawat luka, dan membantu dokter menjahit luka sampai mencuci alat-alat dan mensterilkannya, sudah menjadi bagian dari pekerjaanku. Sayangnya, itu tak dibarengi dengan tambahan gaji yang signifikan. Hanya ada tambahan insentif saja. Mau bagaimana lagi? Hampir setahun di kinik, aku merasa begitu amat disayangkan untuk berhenti.

Mbak Nissa masih juga berusaha mencari perawat pengganti untuk sementara. Rupanya dari atasan pemilik klinik, mengharapkan masih adanya perawat bekerja di klinik mereka.

Aku pikir tanpa adanya kontrak kerja yang jelas, klinik hanya akan dianggap sebagai persinggahan saja. Bagi perawat yang baru lulus, klinik hanya sebagai penambah pengalaman sambil mencari rumah sakit besar yang bisa menerima mereka.

Ini sangat tidak adil bagi pekerja seperti diriku. Aku harus membiasakan semua aturan klinik bagi mereka dari awal lagi. Begitu seterusnya. Aku hanya bisa mencoba berpikir positif. Datang dan perginya mereka akan menambah wawasan hidup dan pengalaman mengenal banyak pribadi.

Di sela pencarian perawat baru, mbak Nissa tiba-tiba menggagas ide baru. Siklus kerja yang monoton dan pertemanan yang sempit membuat aku sangat senang dengan gagasan mbak Nissa kali ini. Ia akan mengoordinasikan acara pertemuan antar pegawai yang akan digelar sebulan sekali.

Terus terang aku juga tak begitu akrab dengan para pegawai klinik yang lainnya. Tak ada grup atau pun video zoom seperti zaman sekarang. Aku sudah bisa bayangkan apa yang akan bisa kami bicarakan saat kami bisa bertemu nanti.

Di suatu minggu, di bulan Agustus aku dengan penuh semangat bersiap untuk pergi ke klinik KMS cabang Ngagel Jaya. Aku pernah beberapa kali ke sana tapi itu sangat singkat saja. Itu pun sebatas kepentingan tukar menukar persediaan obat. Di hari minggu siang hari memang klinik akan tutup dan buka lagi pukul 3 sore. Klinik cabang Ngagel berada di pusat pertokoan padat yang sangat ramai, jadi suasananya berbeda dengan Kedung Kemiri yang lumayan jauh dari kebisingan. Klinik cabang Ngagel juga lumyaan ramai kunjungan pasiennya.

Saat aku sampai, semua pegawai telah berkumpul kecuali dari cabang Menganti. Maklumlah tempat mereka paling jauh. Meskipun aku juga belum pernah berkunjung ke sana. Perlu diketahui Klinik Menuju Sehat punya 5 cabang yang semuanya ada di kota Surabaya. Klinik Rungkut, Balongsari, Menganti, Ngagel dan Kedung Kemiri sendiri.

Struktur kepemilikan klinik aku juga kurang paham. Sampai detik ini aku tak pernah bertemu muka dengan ownernya sendiri. Mungkin saat pertemuan nanti segalanya akan jelas. Segala uneg-uneg dan pemasalahan klinik akan bisa tersampaikan dan didiskusikan gimana solusinya.

Sambil menunggu yang dari Menganti aku menyempatkan diri berkenalan dengan pegawai lainnya. Mereka sama seantusias diriku.

Lihat selengkapnya