Balada Admin Klinik

Dwiend
Chapter #16

Pemecatan

Menjelang Magrib, aku mencoba untuk menelpon mbak Asih. Aku tak bisa menahan diri lagi. Beberapa panggilan tak terjawab. Aku mencoba memberi jeda sebentar. Siapa tahu nanti akan dapat jawaban.

Terdengar telepon klinik berdering. Aku segera mengangkatnya. Suara pria yang sepertinya aku kenal menyambutku. Aku baru ingat suara itu, suara bapaknya mbak Asih. Ada rasa syukur terbersit. Mungkin saja mbak Asih ada di rumahnya sekarang,

"Hallo Bapaknya mbak Asih ya?" tanyaku mencoba untuk ramah.

"Benar Nak. Gimana keadaan Asih? Apa dia baik-baik aja? Dia tak berulah, kan?"

Tak urung aku langsung kecewa. Nada suara Bapak itu terdengar begitu khawatir. Aku tak tega untuk mengatakan apa pun.

"Oh iya Pak dia baik. Sekarang lagi di depan melayani pasien," kataku berbohong.

"Yah, syukurlah kalau begitu Nak. Maaf ya sering mengganggu Nak Winarsih."

"Oh nggak kok Pak, biasa aja," kataku merasa bersalah karena berbohong untuk kesekian kalinya.

"Titip mbak Asih ya Nak. Kalau begitu Bapak tutup dulu ya."

"Oh iya," kataku cepat. Bunyi telepon ditutup.

Kini aku harus bersungguh-sungguh menelepon mbak Asih. Apalagi setelah bapak mbak Asih menelepon. Jelas dari kemarin ia tak pulang ke rumahnya.

Ponsel mbak Asih berdering. Alhamdulillah ternyata aktif. Dan langsung diangkat. Aku menghela napas bersiap untuk berkata, tapi sebuah suara pria yang menjawab membuat aku terdiam untuk sesaat.

"Mbak Asihnya ada Mas? Maaf ini siapa yah?" kataku akhirnya bisa menguasai keadaan.

Dari kemarin mbak Asih bersama pria? Berbagai pikiran negatif muncul di otakku.

"Oh aku temannya. Ini siapa yah?"

"Ini dari klinik tempatnya mbak Asih bekerja," kataku cepat.

Lihat selengkapnya