Balada Admin Klinik

Dwiend
Chapter #23

Keluarga Dr. Syantik

Sore itu cuaca mendung dan kunjungan pasien lagi sepi. Aku duduk di meja konter sambil mengisi pembukuan klinik. Mataku kemudian melihat sebuah mobil sedan warna putih berdiri di pelataran depan klinik. Aku ingat mobil dr. Puji bukan sedan putih. Pastinya yang datang itu bukan dr. Puji. Kalau pasien itu lebih tidak mungkin lagi. Pasien yang berobat ke sini adalah kalangan menengah ke bawah. Mungkin saja teman dari dr. Mely. Beberapa hari ini dr. Syantik ijin mengurusi sesuatu jadi dr. Melylah yang menggantikannya.

Seorang wanita paruh baya dan seorang pemuda perparas tampan dan manis turun dari mobil. Mereka melangkah masuk dan mengedarkan pandanganya ke seluruh bagian depan konter. Cukup lama mereka mengamati suasana.

"Jadi ini kliniknya. Apa yang ada di pikiran Syantik kerja di klinik jelek seperti ini," tukas wanita itu dengan tatapan sinis dan merendahkan. Ia sama sekali tak melihatku ada. Wanita ini apanya dr. Syantik pikirku. Mungkinkah dia itu ibunya.

"Ma, mbak Syantik memang selalu ingin beda. Baiknya kita tanyakan saja sama mbak Mely," ucap pemuda yang menyertai wanita itu.

Pandangan wanita dan pemuda itu kini teralihkan sepenuhnya kepadaku. Mungkin mereka baru sadar kalau ada manusia yang tengah duduk di ruangan ini. Pemuda itu mendekati meja konter.

"Mbak apa dr. Mely ada?" tanyanya dengan nada sopan. Wanita paruh baya itu kini giliran menatapku dari atas sampai bawah. Aku merasa risih. Seperti ada yang salah di tubuhku.

"Ya ada. Dr. Mely ada di ruang periksa. Sebentar saya akan memberitahu beliau kalau ada tamu," kataku beranjak berdiri. Belum sempat aku melangkah wanita paruh baya itu sudah menerobos masuk diikuti pemuda itu. Tindakan mereka membuatku otomatis mengelus dada. Inikah orang kaya itu.

Aku tak tahu apa yang mereka bicarakan di dalam. Kira-kira satu jam kemudian mereka baru keluar. Untungnya selama satu jam ini hanya ada satu pasien yang mendaftar. Itu pun penyakitnya tak terlalu butuh penanganan cepat. Aku langsung mempersilakan pasien itu masuk ke ruangan dokter. Aku segera mengikuti pasien masuk untuk memberikan rekam medis pasien pada dr. Mely.

Dr. Mely hanya mengerling kepadaku.

"Apakah mereka keluarga dr. Syantik?" bisikku sangat pelan. Dr. Mely mengangguk. Aku segera keluar dan tak menyangka kalau keluarga dr. Syantik masih belum pergi. Mereka rupanya ingin berbicara denganku.

"Kamu admin klinik ini, kan?" tanya wanita itu dengan pandangan meremehkan.

"Ya benar. Maaf ya ada hal yang bisa saya bantu Bu?" kataku masih berusaha bersikap sesopan mungkin.

Lihat selengkapnya