Aku terkesiap, tak siap mendapatkan fakta baru lagi. Yoga segera bangkit. Dia mengulurkan tangannya padaku.
"Terima kasih sudah menemuiku. Maaf, aku tak bisa mentraktirmu makan sebagai tamu. Jaga dirimu Win. Tetaplah jadi gadis dalam kenanganku. Kembalilah ke kampung. Di sini bukan tempat yang cocok untukmu," ujar Yoga. Ia kemudian melepaskan tangannya dan bangkit mendekati sang gadis.
Aku hanya melihat mereka berjalan, sambil bergandengan tangan. Mbak Nissa kemudian muncul dihadapanku.
"Gimana Mbak?"
" Ya nggak gimana-mana," jawabku singkat. Aku sudah tak bisa membendung air mataku lagi. Mbak Nissa langsung paham keadaanku.