kelahiranku Ketika aku kecil, aku pernah mendengar bahwa di dunia ini paling ditakutkan karena waktu janin aku di perut mamah, kata tante ku mamah itu udah telat haid nah dikira emang bener telat dan katanya mamah itu udah sampe minum obat buat ngelancarin haid nya lagi, ga taunya malah ada janin aku di perutnya mamah, dan otomatis orang yang tinggal satu rumah dengan mamah papah itu pada kaget dong dan mereka takut juga kalo ada hal yang tidak diinginkan ada di janin itu.
Ketika berjalan beberapa bulan, mungkin emang gerak janin aku dan kaka-kaka ku kalau dibandingkan sangatlah beda, kaka-kaka ku sangat aktif di dalam perut mamah sedangkan aku yang mungkin geraknya tidak banyak atau cuman sesekali dan itu sangat membuat mamah dan mereka khawatir sama janin yg ada di perut mamah yaitu aku. Tapi mamah tetap percaya apa kata bidan kalo janinnya itu baik-baik saja, mamah sangat takut ada hal aneh di janinnya karena pernah minum obat itu. setiap pagi hari mamah sangat suka berjalan-jalan.
Sembilan bulan mamah mengandungku dan berkeliling blok, karena pada saat itu mamah tinggal di kota bandung dikawasan blok-blok gitu jadi ga terlalu elit sih kaya biasanya orang-orang malah bilang keliling komplek hehe. Ketika mamah hamil aku, mamah selalu menjaga asupan gizi karena emang kondisi aku sangat-sangat di khawatirkan saat itu, dan mamah selalu hati-hati dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga karena sangat beresiko hamil di umur yang sudah terbilang tua atau kepala empat.
Dan akhirnya aku lahir kedunia ini, mamah melahirkan di salah satu bidan terkenal di daerah situ. Pada saat aku lahir memang benar perkiraan mereka-mereka bahwa aku terlahir tidak biasa karena kulitku tidak sama dengan kaka-kakaku saat lahir, mungkin kulitku lebih gelap disbanding kaka-kakaku saat lahir malahan ada juga yang menyebut bahwa aku seperti orang Afrika, awal mendengar seperti itu aku ketawa-ketawa sih tapi lama-kelamaan aku pun berpikir “lah ko gini-gini amat ya orang sampe kaya gitu, alhamdulillahnya saja aku masih terlahir dengan keadaan sehat wal afiat”.
Salah satu dari adiknya mamah yaitu tanteku langsung mengecek atau menghitung jari-jari kaki dan tanganku karena takut jari-jarinya ada yang kurang ataupun bertambah dan lalu ia berkata “Alhamdulillah lengkap! Ga kurang dan ga lebih juga”. Dan akhirnya mereka pun lega dengan keadaan ku saat lahir karena aku normal dan sama seperti bayi-bayi lainnya.
Dan aku terlahir sebagai seorang anak yang telinganya beda sebelah, telinga kiriku itu sama seperti anak-anak kebanyakan dan pada telinga kananku ada kelainan yaitu rebing. Emang sih biasanya anak-anak atau bayi yg aku lihat belum ada yg kondisinya seperti aku berbeda sebelah tapi ya paling dua-duanya normal atau dua-duanya rebing. Awalnya aku tidak menyadari hal itu tapi seiring berjalannya waktu sampai aku bisa bercermin sendiri aku melihat dan aku sadar bahwa aku berbeda dengan anak yang lain karena telingaku. Tapi aku bersyukur karena ada yang berbicara bahwa telinga rebing itu adalah anak yang pandai. Nah saat aku mendengar begitu disitulah aku merasa bangkit dan tidak terpuruk lagi.