PESAN KISAHKU

Fitri Nurhasna Fauziah
Chapter #6

Si kecil yang membuatku bahagia setiap saat

Awal dia pindah kesini tahun 2009, saat umurku 9 tahun dan umurnya 1 tahun. Saat itu aku tidak mengenali orang yang pindah ke bekas rumah temannya papah. Tapi suatu saat temanku yang bernama Mira mengajakku kesana dan ikut mengurus anak itu.

Anak itu bernama Renno Marwal Ibrahim Oktaviansyah atau lebih akrab dipanggil Ibam. Benar apa yang sedang kalian pikirkan bahwa dia lahir pada bulan Oktober tahun lalu karena namanya jadi ketebak. Awalnya Mira selalu mengajakku kesana terus dan suatu saat ketika Mira sedang kerja kelompok, aku inisiatif membawa ibam ke rumahku. Saat aku kenal dengannya, dia sudah bisa jalan dan berbicara meski belum lancar. Aku mengikuti semua caranya Mira saat mengurus Ibam.  

Saat bertemu dengan mamahku, aku menyuruhnya memanggil mamah dengan sebutan nenek sama seperti Mira, Mirapun menyuruhnya menyebut nama mamahnya dengan sebutan nenek. Ketika bertemu papahpun aku menyuruhnya memanggilpapah dengan sebutan kakek. Mungkin karena dia ngerasa tidak enak memanggil dengan sebutan tersebut, jadi dia juga memanggil mamah dan papahku dengan sebutan yang sama denganku. Ketika pertama aku perlihatkan kepada orang rumah mereka sangat senang dan antusias juga merawatnya sama sepertiku. Apalagi pas aku bawa lihat ke kakakku, raut wajah kakakku langsung senang begitu dan langsung menggendongnya, lalu aku memberitahu namanya.

Awalnya mamahnya Ibam tidak mengizinkan aku untuk menggendong Ibam, mungkin juga karena posisiku saat itu masih kelas 3 SD, mungkin saja badanku kecil sehingga mamahnya tidak mengizinkanku. Tapi suatu saat aku bisa menidurkan ibam dengan cara aku menggendong dia pakai samping dan saat itu mamahnya melihatku menidurkannya sehingga aku dibolehkan untuk menggendongnya setiap saat. Akupun mulai memberanikan diri membawa Ibam kemanapun aku pergi bermain dengan temanku, sehingga dengan tidak sadar akupun mengajak main Ibam dan menjaganya setiap saat.

Lama-kelamaan Ibam malah lebih sering ke rumahku dibandingkan ke rumahnya Mira. Mungkin Mirapun tidak keberatan jika yang mengurus Ibam itu aku. Awalnya aku tidak tahu kenapa Mira sekarang jarang ngurus Ibam dan jarang ke rumahnya Ibam lagi, ternyata keluarganya Ibam lagi ada masalah sama Mira. Karena itu masalah keluarga jadi akupun sama sekali tidak berhak ikut campur.

Ketika itu waktunya pas sekali Mira masuk SMP jadi diapun sibuk sehingga aku dan Mira jarang main lagi bahkan sudah tidak pernah lagi. Dari situ aku lebih fokus ke Ibam, setiap aku pulang sekolah Ibam selalu ke rumah dan mengajak aku main. Dia adalah penglipur lara bagiku, karena ketika melihat wajahnya semua masalahku seketika hilang dan bisa kulupakan.

Tiba suatu saat ketika mamah mau tidur siang dan aku sedang menonton tv ada yang mengetuk pintu rumahku, feelingku itu si Ibam. Saat itu aku langsung lihat ke mamah dan mamahpun berkata “jangan dibuka pintunya, awas!”. Karena kutahu itu Ibam, jadi saat kulihat mamah sudah tertidur dengan lelap lalu aku buka pintu dan menyuruhnya masuk dengan syarat tidak boleh berisik sampai mamah bangun, lalu dia mengikuti apa yang aku katakan kepadanya. Tetapi kurasa mamah tau jika aku membawanya masuk, karena kita hanya diam saja tidak berbicara jadi kita tidak akan membangunkan mamah dan membuat mamah marah. Saat datang Ibam langsung tiduran disebelahku lalu kita menonton berdua.

Ketika setahun berlalu kakaknya Ibam pindah kesini. Namanya Dinda Thania Putri atau lebih akrab dipanggil Mput kalo gak Putri. Saat Mput pindah kesini dia belum bisa sama perkalian sedangkan aku saat kelas 2 pun harus sudah hatam sampai perkalian 10. Saat itu akupu jadi sering main dengannya dan dekat dengannya, tetapi saat keluarganya pergi karena urusan kerjaan dia dititipkan ke mamahku entah kenapa aku selalu iri jika lihat dia dekat dengan mamah. Suatu saat ada saudaraku yaitu teteh sama ade datang ke rumahku untuk bermain denganku. Tetehku menujukkan video girl band korea, pada saat itu sedang terkenalnya girl band pertama di korea yaitu Girls Generation. Teteh memiliki video dan fotonya yang sangat banyak saat itu sedang zamannya mengirim video atau gambar lewat bluetooth karena hpnya masih qwerty. Ternyata Mput juga ingin dikirim video dan fotonya, terus kata aku “jangan dikasih teh” sambil ngebercandain dia sih, tapi teteh aku baik banget dong semuanya dia kasih dan dia kirim ke Mput.

Lihat selengkapnya