Masa itu adalah masa yang paling terburuk yang pernah aku rasakan sampai sekarang. Masa dimana akupun merasa sangat terpuruk. Ketika pertama masuk SMP mungkin untuki yang lain semuanya akan berjalan dengan lancar dan akan baik-baik saja tetapi berbeda untukku mereka teman laki-laki ku ketika aku kelas 7 mereka mengejekku karena fisik ku yang tidak semenarik atau secantik yang lain. Aku bersekolah di SMP Swasta yang mungkin orang-orang Bandung sangat tau sekolah itu karena sekolah tersebut terkenal juga di kota Bandung. Kenapa aku bersekolah disitu karena waktu penerimaan siswa baru di SMP 26 aku gugur karena nem ku terlalu kecil, sedangkan di SMP 29 aku lolos tapi tidak aku ambil karena kurasa sekolah itu jauh, padahal kalau kuambil mungkin aku tidak akan di ejek seperti sekarang.
Aku selalu menerima apapun yang mereka ejek kepadaku semua teman-teman perempuanku tau kalau mereka banyak mengejekku tapi temen-temen yang perempuan ga ada yang berani melawan mereka malah sepertinya teman perempuan lebih memilih bungkam dibanding membelaku. Tapi ga semuanya gitu ternyata ada yang melindungi saat itu dan dia selalu menyemangati aku meski aku terpuruk. sebenernya ada 2 orang yang satu perempuan dan yang satunya lagi laki-laki. Setiap aku di ganggu sama mereka, selalu madon bilang ke orang itu “udah lah kamu jangan kaya gitu, lagian dia juga gapernah buat kesalahan apapun kan ke kamu”. Langsung si orang itu diam dan pergi. Sebenernya bukan hanya orang itu saja tapi banyak yang lainnya juga, contohnya ketika aku disuruh pindah dulu duduknya karena ibu guru mau orang yang tidak mengerjakan pr duduk di depan, kebetulan saat itu aku duduk di depan jadi aku pindah dulu ke belakang. Langsung orang yang duduk di bangku ku itu kaya yang nunjukin gasuka duduk disitu atau kaya yg jijik duduk dibangku ku padahal itu ga ada apa-apa, dan aku mikir senajis itukah aku sampai-sampai orang itu seperti itu ketika duduk dibangku ku. Sebenernya aku gakuat sih tapi mau gimana lagi kan lagian kalo pindah sekolah urusannya juga ga gampang dan aku gamau juga ngebuat papahku terluka anaknya digini-giniin. Terus waktu sepatuku sudah rusak aku lupa mau minta ke papah dan sepatu itu masih aku pakai kesekolah dan ada salah satu temanku yang menyinggung karena sepatuku sudah seperti itu “ih sepatunya udah jelek pake banget lagi” terus untung nya disitu ada mutia yang membela aku kata dia “gaboleh kaya gitu kamu tuh gabaik, lagian dia yang punya ko kamu yang sewot”. Kalau aku gabisa ngebales omongan orang yang kaya gitu gatau kenapa dan aku lebih milih diem dari pada ngomong.
Waktu kita dikasih kelompok buat senam aku kebagian kelompok beranggotakan enam orang dan saat itu kita janjian di taman pinggir sekolah pada jam 8 pagi dan mereka menyepakati kita untuk berbekal makanan, saat sampai disana tiba-tiba tas bekel nasiku dibawa oleh salah satu temanku dan aku diajak mengantarnya jajan dulu yaudah ikut dulu mengantarnya. Hari itu aku latihan di rumahnya Ninuk salah satu teman baik ku. Pas kita semuanya naik ke atas ke kamarnya Ninuk dan kita semua memakan-makanan yang kita bekal dari rumah masing-masing, anehnya ketika aku yang makan mereka semua ketawa-tawa kecuali si Ninuk, pas aku cek emang ga ada apa-apa dimakanan aku, yaudah aku langsung makan tapi ga abis makanya aku bawa pulang. Pas dirumah aku makan lagi bekal nasi yang aku bawa dan ternyata di misting makanan ku ada banyak bangkai dedaunan dan bangkai tersebut ada tepat dibawah makanan ku dari situ aku berhenti makan, lalu papah nanya “ko dimakanan kamu banyak yang kaya gitunya sih” terus aku jawab “gatau pah aku juga, tiba-tiba ada”.
Tak lama setelah kelas 7 hampir berakhir, aku jadi dekat sama salah satu temenku yang melakukan itu padaku lalu aku Tanya via BBM dan ternyata benar itu yang melakukan dia, dia melakukan juga terpaksa karena disuruh si ketuanya, katanya kalo tidak melakukan dia akan dijauhi oleh ketua itu dan teman-teman yang lain. Tapi terbukti kan orang yang salah lama-kelamaan akan dijauhi dan mereka jadi dekat denganku. Bersyukur deh aku, Allah telah mengabulkan doa ku meskipun tak secepat itu tapi aku hanya bisa sabar menunggu waktunya.
Setelah aku beranjak ke kelas 8 sebenarnya aku takut hal yang sebelumnya terjadi tapi Alhamdulillah tidak banyak laki-lakinya yang sekelas lagi denganku hanya 1 orang laki-lakinya. Pada saat itu aku sedang jalan di lapang dengan Kyla, kita bareng karena mau pulang, tiba-tiba si Dafril datang dan bilang “ih si kyla kenapa sih harus bareng sama si itu” terus kyla ngomong “jangan kaya gitu kamu tuh, orang dia gakenapa-napa ko tiba-tiba kamu kaya gitu”. Dari situ Dafril ngomong “eh maaf ya aku ga bermaksud ko yang tadi bercanda doang ko tenang aja”. Memang sih pas kelas 8 teman-temanku ga ada yang kaya gitu semuanya baik padaku. Saat aku sebangku sama si petet kan kerjaan aku sama dia selalu motong-motongin penghapus menjadi bagian-bagian kecil terus si petet bilang sambil mulutnya dibuka “ayo masukin kesini tapi kamu harus mundur 5 langkah dan gaboleh berdiri” terus kata aku “oke siapa takut”. Dan abis itu aku langsung melempar penghapusnya dengan yakin bakal bias, ternyata pas aku lempar benar tepat sasaran dan penghapus itu masuk ke mulutnya si petet terus dia batuk-batuk deh padahal kan dia yang minta gitu. Dari situ aku ga takut dan ga minder lagi deket sama laki-laki.