Aku sudah menunggu setelah sekian lama penantian berharga ini setelah kisah surat dikolong meja itu akhirnya aku merasakan hal yang sama, tetapi sekarang aku sudah besar dan dewasa. Mungkin kali ini bukan cinta monyet lagi tetapi memang benar-benar merasakan cinta seperti kebanyakan orang.
Saat aku kelas 12 SMA ternyata ada orang yang mendekatiku, pertama kita kenal karena pernah bertemu sekali saat aku sedang ada proker OSIS aku jadi danus ketika itu aku banyak mencantumkan nomor teleponku di proposal itu. Tidak lama ada yang menghubungiku memang awalnya dia bertanya tentang aka nada timbal balik apa untuk perusahaan tempatnya bekerja jika mereka memberi sponsor kepada kita tetapi lama-kelamaan dia malah chatting denganku terus hingga akhirnya suatu hari pada malam minggu dia minta aku untuk mengantarnya ke konter karena katanya pulsanya habis, karena aku jarang sekali keluar malam hari jadi aku takut juga izin ke papah, akhirnya aku menolak tidak bisa mengantarnya. Akhirnya kita pacaran setelah dia menembakku di telepon, aku terima dia karena aku pun lama-kelamaan sering chattingan rasa sayangku tumbuh ke dia, aku minta waktu dulu untuk menjawab keseriusan dia, setelah beberapa hari aku baru bisa bisa menjawab dan menerimanya sebagai pacarku. Dia bernama Ryan, ternyata yang aku rasakan ketika pacaran sama dia, dia malah banyak ngilang dan jarang mengabariku bahkan menelepon akupun dia sudah jarang sekali, aku pun mulai berpikir kenapa dia berjuang cape-cape buat dapetin aku tapi setelah dai bisa memiliki aku dia malah berbuat seenaknya kepadaku, seharusnya jika dia memang benar-benar serius denganku ketika pacaranpun dia selalu ada untukku, bahkan ketika aku sangat butuh sosok dirinya untukku bercerita dia tidak ada untukku.
Semakin hari semakin banyak konflik yang datang dari diri kita masing-masing, akupun sudah mulai sakit hati dan tidak nyaman berada di dekatnya tetapi aku gamau kalo aku yang minta putus duluan, ternyata tanpa aku minta putuspun dia ngomong duluan minta putus kepadaku, berhubungan akupun juga ingin putus akhirnya kita putus. Kenapa aku tidak mau bilang putus duluan karena aku takut jika suatu hari nanti aku akan menyesalinya dan akan mencarinya untuk kembali denganku. Ketika aku sudah mulai melupakannya dan ingin membuka lembaran baru dengan orang yang baru ternyata Ryan datang lagi kepadaku dengan nomor telepon yang berbeda, ya aku takut ya kenapa orang ga dikenal bisa menghubungi aku lalu saat itu di rumahku sedang ada halung jadi halung deh yang bales katanya “mau apa ini pacarnya Fitri”, dia kaya gitu biar orang tersebut gausah ganggu aku lagi. Tidak lama kemudian dia langsung bilang “ini ryan, aku ngechat lewat sini karena nomer aku kan kamu block” gitu katanya. Lalu aku buka blockirannya karena aku ingin tau apa maksud dia datang lagi di hidupku, ternyata dia itu hanya ingin menjelaskan jika saat dia mengajakku keluar malam minggu itu dia sudah menyiapkan semuanya untuk menembakku, seketika akupun berpikir aku menyesal waktu itu bukannya menemuinya karena aku ingin tahu bagaimana keadaannya, tetapi semua itu sudah lewat dan sama sekali tidak bisa lagi ku ulang waktunya.
Setelah aku memilih untuk tidak berpacaran dulu, aku lebih fokus dulu dengan ujian-ujian tingkat akhirku. Ketika aku lulus SMA ada orang yang mendekatiku lewat sosial media, dia mengawali chattingan dan banyak bercerita kepadaku, lama-kelamaan dia membuatku nyaman dan akhirnya dia memintaku untuk bertemu, oke akhirnya kita bertemu dan dia menjemputku di depan rumah, lalu kita sampai di suatu tempat dan kita saling bertukar cerita kitapun sama menceritakan tentang masa lalu kita masing-masing. Hingga akhirnya dia memintaku untuk bertemu lagi dengannya, iya akupun menemuinya, dia mengajakku kesuatu tempat yang sangat nyaman juga, lalu saat kita sedang mengobrol tiba-tiba dia bilang “aku mau ngomong tapi nanti pas aku udah di rumah”, lalu akupun menjawab “iya boleh ditunggu”, saat dijalan pulang akupun berpikir aneh-aneh ya aku takut dia ngomong yang buat aku susah jawab atau mau menjauh dariku, tetapi disisi lain aku juga berpikir apa dia akan menembakku ya, ternyata benar dong dia bilang gitu dia ingin aku jadi pacarnya dan aku bilang “aku gabisa jawab sekarang aku pingin kamu ngomong langsung dihadapanku, ternyata saat pertemuan ketiga dia menambakku dan akupun langsung menjawab lah “iya aku mau”, disitu kita langsung mengobrol tentang komitmen kita. Tetapi hubungan kita hanya bertahan hingga 6 bulan saja, kita putus karena sudah tidak ada kecocokan l;agi dalam diri kita masing-masing, dan aku juga ngerasa saat dia marah dia sangat keterlaluan karena marahnya dia, dia ngomong kasar kepada pacarnya ya mana ada orang ga sakit hati digituin apalagi cowonya sampai ngomong kasar menurutku itu keterlaluan awalnya aku masih bertahan tapi lama kelamaan dia mengulang lagi kesalahannya sehingga aku bilang “kamu mau putus?” terus katanya “yaudah kita putus”, “yaudah kalo mau putus mah” kataku. Sampai akhirnya suatu saat dia mengupload foto cewe sedang naik di motornya, padahal ketika sunmori gabungan dia gamau ngajak aku karena biar bisa ngebut dijalan tetapi setelah putus dari aku dia bawa cewe lain dan hubungan kita putus baru beberapa minggu saja, lalu aku cerita ke temanku “nih liat lah dai udh bawa cewe lain sunmori”, terus kata temanku “mungkin sebelum putus sama kamu juga dia udah ngedeketin orang lain” parah ya dai selingkuh juga ternyata di belakang aku pantes aja kasar kepadaku dan minta putus tanpa sebuah penyesalan.
Akhirnya aku memilih untuk rehat dulu berpacaran. Aku senang-senang dulu dengan kesendirian ini. Hingga tiba saatnya aku siap dan menerima orang buat masuki lagi di hati aku ada yang ngedm aku, lalu karena kita sudah akrab kita pindah jadi chattingan, dan dia meneleponku sampai akhirnya kita sering sekali teleponan hingga malam hingga kita tertidur dan hp juga masih dalam keadaan menyala hingga aku bangun. Lama-kelamaan dia menyatakan keseriusannya kepadaku, saat itu aku memang sudah nyaman dengannya, aku memintanya untuk berbicara langsung akhirnya dia langsung meneleponku dan menembakku di sebuah telepon aku pu minta waktu beberapa hari untuk menerimanya. Akhirnya akupun memutuskan untuk menerimanya karena memang dia sangat bisa mengontrol emosinya ketika aku sedang marah kepadanya. Setiap hari aku hanya bisa meluapkan kasih sayang aku di chatting dan telepon padahal jarak rumah kita menurutku tidak terlalu jauh tetapi mungkin belum waktunya kita untuk bertemu sehingga ketika aku ingin melihat wajahnya aku minta foto padanya dan kadang juga kita video call an, memang sih kisah cinta aku tidak se romantis orang biasanya, tapi aku merasa bersyukur sekali memiliki laki-laki yang kuat mengontrol emosi kepada pacarnya, dan ketika aku marah dia selalu mengalah dan menenangkan suasana disekitar juga, jujur baru kali ini aku ngedapetin cowo yang benar-benar perhatian kepadaku, aku bersyukur juga Allah telah memberiku seorang laki-laki yang penyayang dan pernyabar kepadaku. Cowo itu bernama Muhammad Amir Husayn atau lebih sering kupanggil husayn. Jarang juga kana da cowo yang seperti ini bahkan jika ada juga kalian sangat beruntung memilikinya.
Pesanku kali ini jika klian sedang marah dengan pacar kalian, jangan pernah kalian berkata kasar kepada pacar kalian sendiri karena saat itu juga pacar kalian butuh pertibangan untuk berpacaran, soalnya kalo udah kaya gitu dijalanin juga hubungannya tetapi tidak akan benar lebih baik orang yang seperti itu tinggalkan saja soalnya gabaik juga buat kitanya.