Pesan Terakhir

anisa nabila putri
Chapter #1

Lyodra

Teriakan Mama pagi ini terdengar begitu melengking menusuk ke telinga Lyodra yang masih tertidur lelap diatas kasurnya. Dirinya melupakan satu hal penting pagi ini, kalau bukan karena Mamanya yang bergegas masuk ke kamar untuk menarik selimut mungkin Lyodra akan terlambat.

“Lyodra Anindhita, lupa kah kamu hari ini ada apa?” Sahut Mamanya mencoba membangunkannya dari tidur.

“Ada apasih memangnya, Maa…” Jawabnya dengan suara yang terdengar begitu berat.

“Ospek!”

Tubuhnya langsung merefleks bangkit dari tempat tidur, bergegas masuk ke kamar mandi untuk bersiap – siap. Hari ini merupakan hari pertamanya menjadi seorang Mahasiswi, tetapi sebelum sah menjadi Mahasiswi Lyodra masih harus mengikuti rangkaian kegiatan kampus.

“Mama siapin sarapan Lyli aja” Katanya mendorong Mamanya keluar kamar.

“Buruan!!”.

Setelah selesai dengan perlengkapannya, Lyodra menyusul Mamanya yang sedang menyiapkan bekal makan siangnya di meja makan.

“Jangan lupaa yaa, Ma…” Goda Lyodra, meminta 2 bekal untuk dibawanya.

“Udah Mama siapin 2 sendok tuh” Jawab Mamanya.

***

Lyodra sangat bersyukur dirinya belum terlambat dihari pertama ospek, padahal hatinya sudah sangat gelisah karena mengira akan terlambat hari ini.

“Hai” Sapa seseorang kepada Lyodra.

“Hai, Lyodra” Ujarnya memperkenalkan diri.

“Yasmine”.

Teman pertama yang didapatnya hari ini bernama Yasmine. Suara ketua ospek sudah terdengar meminta mereka untuk ketengah lapangan membuat barisan. Lyodra berlari bersama dengan Yasmine yang berada dibelakangnya.

“Selamat siang adik – adik!” Sapa seniornya yang terdengar begitu ketus.

“Siaaang Kaaaak…”.

“Nama saya Rio Erlangga, kalian bisa panggil saya, Kak Rio”.

Mendadak Lyodra mengeluarkan kepalanya dari barisan, hanya untuk sekedar menyapa Rio dengan lambaian tangannya yang disertai senyumannya. Kepercayaan diri Lyodra membuat senior perempuannya melirik sinis kearahnya.

“Ly! Lo ngapain kaya tadi?” Tanya Yasmine setelah baris berbaris usai.

“Nyapa Kak Rio” Jawabnya santai.

“Gue tau Kak Rio ganteng, tapi gak gitu juga Ly…” Nasehat teman barunya itu, “Lo gak liat tadi tatapan senior yang cewek serem banget ke lo” Sambungnya.

Lyodra merasa tidak ada yang salah pada perlakuannya, karena Lyodra memang sudah menjadi anak ayam Rio sejak kecil. Mereka berdua tinggal disatu komplek yang sama, sejak kecil Rio sudah memiliki sifat dingin dan sangat ketus pada setiap kalimatnya, terutama kepada Lyodra yang sering diabaikan oleh Rio.

Sebaliknya dengan Lyodra, perempuan yang tidak pernah menyerah pada sifat Rio. Selama bertahun – tahun Lyodra mencoba untuk mencairkan es batu, sedikit demi sedikit Rio mulai mengeluarkan senyumnya. Walaupun kecil, tapi senyuman itu sangat mahal bagi Lyodra.

“Heh! Lyodra kan?” Sahut salah seorang senior memanggil Lyodra, “Lo pake lipstick yaa?! Mau godain senior cowok?”.

Lihat selengkapnya