Pesantren Desa Darungan

fenoadinaya
Chapter #8

TABIR YANG TERUNGKAP

Waktu sudah menunjukan pukul dua pagi, Aldo dan Rivo masih terengah-engah setelah berlari ketakutan layaknya dikejar hantu. Mereka seketika berhenti setelah menyadari kalau Alvin tidak ada bersama mereka.

Aldo dan Rivo menatap ke belakang kemudian saling pandang lalu mengingat bersamaan kejadian sebelum mereka berlari yang mana Alvin terjatuh saat hendak melarikan diri dari monster penjaga asrama, pak Slamet. Seketika mereka menduga kalau Alvin tertangkap oleh pria paruh baya itu.

"Ayo balik lagi!" Ucap Rivo sambil mengangguk pada Aldo.

"Bentar," Aldo menyipitkan matanya mengingat sesuatu pada saat Alvin tergelincir, ia melihat sebuah keris yang berada di pinggang pak Slamet dan itu menandakan bahwa Alvin dalam kondisi bahaya, begitupun mereka jika kembali dengan tangan kosong.

"Kita musti minta bantuan ustad Yusuf dan beberapa santri lainnya untuk kembali ke dalam hutan dan nyelametin Alvin. Terlalu berbahaya kalau cuma kita berdua." Kata Aldo pada Rivo yang langsung disetujui oleh anggukan.

Mereka berdua bergegas melanjutkan langkah menuju gedung pesantren dan mencari ustad Yusuf, keadaan di pesantren Darungan sangatlah kacau dan tak terkendali. Semua barang berantakan dan santri kocar-kacir kesana kemari, yang lainnya diselimuti ketakutan.

Aldo dan Rivo memasuki asrama putri yang pintunya sudah terbuka lebar, namun sesampainya disana, para ustad sedang sibuk mengobati santri-santri putri yang masih kesurupan. Tiba-tiba ustad Yusuf keluar dari salah satu ruangan dengan keringat mengucur di dahinya dan nafas yang tersengal, mereka langsung menghampiri ustad Yusuf kemudian menceritakan kronologis yang terjadi di hutan.

Ustad Yusuf yang mendengarnya dengan penuh keprihatinan langsung bergegas mengajak Aldo dan Rivo untuk mengantarkanya ke tempat kejadian yang mereka ceritakan.

***

Beberapa santri yang kesurupan berhasil diamankan oleh para santri senior, mereka yang telah berhasil disadarkan oleh beberapa ustad dan ustadzah pun diistirahatkan ke dalam satu kamar yang dijaga oleh beberapa santri dan seorang ustadzah.

Di sisi lain, beberapa santri masih tak ditemukan keberadaannya. Lorong-lorong yang tadinya berisi kebisingan dan kepanikan kini menjadi sedikit tenang. Namun, ketenangan itu menjadi kepanikan baru bagi para ustadzah dan bebeapa santri lainnya yang harus terjaga untuk menemukan teman-teman mereka yang tak berada di kamarnya dan juga tak ada di aula pengasingan.

Melihat kondisi tersebut para ustadzah membicarakanya kepada beberapa ustad yang berada disana, kemudian mereka memutuskan untuk membagi tugas yang mana sebagian mencari santri yang hilang dan sebagian lagi menjaga santri yang baru saja sadar dari kesurupan.

Di pertengahan jalan saat hendak memulai pencarian, rombongan ustad tersebut berpapasan dengan ustad Yusuf dan dua santri putranya, yaitu Aldo dan Rivo.

"Assalamualaikum, ustad Yusuf mau kemana?" Ucap salah satu ustad yang wajahnya kelelahan setelah mengatasi banyak sekali santri putri yang kesurupan.

"Waalaikumsalam ustad, saya dapat laporan dari santri kita kalau ada santri yang terjebak di dalam hutan." Jawabnya dengan tergesa-gesa.

"Kebetulan ustad, saya juga mendapatkan laporan dari beberapa ustadzah kalau sebagian santri-santri putri dan putra tidak ada di tempat mereka saat kondisi kacau tadi." Salah seorang ustad lainnya memberitahu.

"Kalo begitu kita nyari sama-sama aja, ini Aldo mau nunjukin jalan untuk kesana." Jawab ustad Yusuf sembari memegang bahu Aldo yang berada disampingnya.

Lihat selengkapnya