Biru Laut
Entah kenapa hari ini gue sama sekali nggak fokus kerja. Pikiranku hanya tertuju ke istri dan anak gue. Walau tadi sudah menelepon Ara, tapi perasaan gue tetap nggak enak. Firasat gue mengatakan terjadi sesuatu sama mereka.
“Oiii … melamun aja.”
Rekan kerja gue mengagetkan. Gue mengelus dada. “Apaan sih. Kaget tau. Biasa aja kali.”
“Lagian melamun di tempat kerja.”
“Aku lagi kepikiran anak bini aja.”
“Emang mereka lagi di mana? Mertua ikam?”
“Pesantren.”
“Hah? Ngapain mereka ke pesantren?”
“Mau memperdalam ilmu agama aja sih.” Gue berbohong. Nggak mungkin bilang ke dia bahwa anak bini gue diteror makhluk gaib gara-gara pesugihan yang gue lakuin di masa lampau.
Drrrrrttt …
Ponsel yang di dekat laptop bergetar. Gue ambil, tertera nama mertua gue di layarnya. Langsung gue angkat.
“Assalamualaikum, Ma. Ada apa nelepon?”
“Biru, maaf ganggu kamu kerja. Kamu udah dapat kabar dari Ara? Dari kemarin Mama telepon, nggak diangkat. Firasat Mama nggak enak. Takut terjadi sesuatu dengan Ara dan Cetta.”
Gue terdiam. Kok bisa sama ya yang gue rasain? Namun, gue nggak mau mertua gue makin khawatir.
“Mama tenang aja, Ara baik-baik aja kok. Baru banget tadi teleponan sama Ara. Katanya di pesantren jadwalnya super padat. Jadi nggak sempet liat HP. HP di-silent.”
“Oh, gitu. Alhamdulillah, kalau mereka baik-baik aja. Makasih ya, udah kasih kabar soal Ara. Ya udah Biru silakan lanjut kerja. Assalamualaikum.”
Baru telepon mertua terputus, Ara malah menelepon lagi. Loh, ada apa ini? Bukannya baru saja kami bicara?
“Halo, Sayang. Udah kangen lagi ya sama aku?” godaku.
“Mas Biru, buruan ke sini deh. Terjadi sesuatu sama Cetta.”
“Hah? Apa yang terjadi dengan Cetta?”
“Ceritanya panjang. Kamu ke sini aja dulu.”
“Oke, tunggu aku.”
Terjawab sudah mengapa gue sama mertua kompak punya perasaan nggak enak. Gue kembali ke laptop. Kali ini gue mengetik ‘Surat Pengunduran Diri’ Ya, gue mau mendampingi Ara full di pesantren. Gue yakin soal rezeki sudah dipersiapkan oleh Allah.
Usai kirim surat tersebut ke email atasan, gue menelepon Mbak Nani.