Pesantren Gaib

Ariny Nurul haq
Chapter #3

Chapter I B

“Hahaha…”

“Yuk, kita main.”

Aku terbangun dari tidur karena mendengar suara berisik di luar. Seperti Cetta sedang asyik bermain. Namun, bermain sama siapa? Masa tetangga? Atau ada keluarga datang?

Dengan malas, aku beranjak dari tempat tidur. Begitu buka kamar, kaget ruang tamu kosong. Kutengok kamar Cetta, Cetta lagi tidur. Nggak ada Mbak Nani.

Seseorang menyentuh pundakku. Aku kaget. Ternyata Mbak Nani.

“Mbak Nani ke mana sih? Kalau Cetta ntar bangun pas saya tidur dan keluar lagi kayak kemarin gimana coba?”

Mbak Nani menunduk. “Maaf. Tadi saya beli garam ke warung sebentar.”

“Belanja mulu. Besok-besok yang belanja saya aja. Tugas kamu jagain Cetta di rumah!” bentakku.

“Baik, Bu.”

Mbak Nani pergi ke dapur dan aku kembali ke kamar. Tebersit merasa bersalah sudah membentak Mbak Nani. Saking takutnya Cetta keluar rumah lagi.

“Assalamualaikum.” Terdengar suara tamu di luar. 

“Waalaikumsalam,” sahut Mbak Nani. 

Mbak Nani muncul depan pintu kamarku. 

“Bu, di luar ada Bu Lily.”

Mami Lily adalah mama mertuaku. Mau nggak mau aku keluar menemuinya. Begitu bertemu, aku langsung cium tangan dan saling berpelukan.

“Ara, kamu nggak apa-apa, kan?”

“Tadi Mami ke rumah sakit, ternyata kamu udah pulang.”

“Maaf nggak ngabarin, Mi. Ara pikir sudah dikasih tau Mas Biru.”

“Ya sudah, nggak apa-apa. Kamu sehat kan? Kok bisa jatuh dari tangga? Firasat Mama nggak enak ya?”

Aku bersyukur punya mertua sebaik Mami Lily. Dia sangat memperhatikanku. Namun, aku nggak ingin membuatnya khawatir. 

“Alhamdulillah, Ara sehat kok, Ma. Kandungan Ara juga sehat. Ara nggak kenapa-napa. Kemarin itu cuma buru-buru aja terus nggak fokus, makanya jatuh di tangga.” Aku terpaksa berbohong. Kalau jujur, seluruh keluargaku akan heboh.

***

“Huwaaaa.” Cetta mendadak teriak dan nangis kejer. Aku lari ke kamar Cetta. Kupeluk dia. Nggak sengaja tanganku menyentuh jidatnya. 

Lihat selengkapnya