PESANTREN KILAT

Oleh: Hesti Ary Windiastuti

Blurb

Di mana bumi dipijak disitu langit dijunjung, pepatah itu benar adanya, dimana pun kita berada, harus menghormati tempat yang kita datangi.

Winda baru menyadari hal tersebut setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Ramadan, nama kegiatan ekstrakurikuler tersebut adalah Pesantren kilat.

Kegiatan tersebut dilaksanakan di sekolah mereka, dan agendanya kegiatan akan ada jam pelajaran malam, sebagai mata pelajaran tambahan, seperti mengaji dan menghapal Surah, maupun doa-doa harian.
Winda yang pada dasarnya lumayan bandel, sebenarnya malas untuk ikutan, tapi karena merupakan ekstrakurikuler wajib untuk nilai tambah pelajaran agama, Jadilah Winda ikut, dan sebenarnya bukan hanya itu saja, melainkan karena ada Winda yang juga ikutan, yaitu ketua Rohis sekolah mereka.

Winda berteman dengan Ratusuri, anak yang level sulit diaturnya sudah tidak bisa di ukur, dan kenapa akhirnya Ratusuri bisa sekolah ke MAN, karena Zonasi dan terlalu sering pindah sekolah, karena terlibat kasus perkelahian.

Semua berjalan baik, kegiatan ekstrakurikuler Ramadan berjalan khusuk, dan terkadang juga ada curi-curi pandang.Sampai akhirnya dua hari terakhir, Ratusuri dan Winda seperti kerasukan.

Ramadhan bukannya para jin dan setan di ikat, kok bisa kerasukan, ternyata Ratusuri dan Winda melakukan kesalahan fatal, dan lucunya, ketika ketua rohis mencoba untuk membantu menyadarkan Ratusuri dan Winda yang tidak sadarkan diri, dan ngomel tidak jelas, dengan membacakan ayat Kursi, Winda duduk bersila, dan justru mengatakan bacaan ayat Kursi ketua Rohis yang bernama Azis, salah, dan Ratusuri yang kemudian mengulangi bacaan ayat Kursi tersebut.

Seisi peserta pesantren kilat, terdiam, mendengar Ratusuri membaca Ayat kursi, padahal Ratusuri sendiri mengaku kalau dia tidak lancar mengaji, dan setelah menyelesaikan bacaan, Ratusuri dan Winda pun kembali normal, dan Ratusuri dan Winda mengatakan kalau dia membuang sisa pembalut yang ia pakai ke hutan belakang sekolah.

Kegiatan ekstrakurikuler Ramadan selesai, dan aktifitas belajar mengajar kembali seperti semula, begitu juga Ratusuri dan Winda yang mulai mencoba untuk memperbaiki diri, setelah apa yang terjadi saat kegiatan Pesantren kilat tersebut.

Lihat selengkapnya