Ummi Rifah berdehem sebelum membuka perkataan. “Begini, Wildan. Orang semacam Ki Jasman itu senang sekali memancing agar hal negatif dalam diri kita keluar lebih dominan dari pada hal positif. Dikhawatirkan kalau kita meladeni Ki Jasman, malah kita akan terbawa pengaruh negatif dari dalam dirinya. Makanya lebih baik, kita fokus saja kepada hal-hal positif yang bisa kita lakukan. Jangan sia-sia habiskan energi untuk meladeni orang semacam Ki Jasman. Cukup kita tegaskan sama Ki Jasman, kalau kita tidak akan meminta pertolongan kepada selain Allah. Dan ya udah, abaikan saja Ki Jasman. Nanti toh dia capek sendiri. Umur kan nggak ada yang tau, ya,” terang Ummi Rifah dengan nada berkelakar pada kalimat terakhir.
Wildan tertawa getir. “Iya juga, sih, Ummi. Jadi intinya, nggak semua hal harus kita kasih respon gitu, ya,” ujarnya dengan senyum lebar.
“Nah, itu pinter,” goda Ummi Rifah. Kami tertawa singkat sambil saling melirik.
“Ehm, tapi, itu… Ummi, Ustadz. Emang di pesantren ada juga gitu setan atau penampakan aneh?” tanyaku pada akhirnya.