"Kakek, kenalkan ini Anne calon istriku," kata Arkana mengenalkan sosok Anne kepada kakek Utomo di tengah acara keluarga yang selalu diadakan tiga bulan sekali.
"Halo Kakek Utomo, salam kenal saya Anne," kata Anne mengenalkan diri di hadapan kakek Utomo sambil tersenyum dan bersalam serta mencium punggung tangan beliau. Kakek Utomo tersenyum serta merasa kagum dengan sosok Anne yang terlihat tulus dan sangat sopan.
"Bagaimana Kakek? Calon istriku sangatlah cantik, 'kan?" tanya Arkana yang sengaja memuji sosok Anne ketika melihat Dimas dan istrinya yang baru saja bergabung dengan mereka. Arkana tahu apa yang terjadi di antara Anne dan juga Dimas, saudara tirinya.
"Sangat Cantik, cocok denganmu yang juga tampan," jawab kakek Utomo yang terkekeh dengan pertanyaan Arkana. Tak lupa lelaki paruh baya tersebut menepuk bahu cucunya.
"Jadi kapan kalian akan menikah Arkana?" tanya Hendra yang baru saja datang di tengah-tengah mereka semua sambil tersenyum ke arah Arkana. Ini pertama kalinya Hendra kembali datang ke acara keluarga yang diadakan papanya. Setelah beberapa tahun yang lalu dirinya membuat acara tersebut menjadi kacau dengan kehadirannya bersama Giana yang tengah mengandung Dimas.
Kini semua mata yang ada di ruangan itu tertuju kepada Hendra yang datang sambil tersenyum seakan tidak tahu malu. Walau Giana sudah berhasil merebut hati semua orang di sana kecuali kakek Utomo, tapi sosok Hendra masih dibenci oleh beberapa orang terutama sang papa akibat kesalahannya tersebut. Kakek Utomo merasa sangat kecewa dengan sikap Hendra yang berselingkuh sampai menghasilkan anak di luar pernikahannya di saat hidup Hendra terasa lengkap dan sempurna dengan adanya Linda serta Arkana. Kemarahan kakek Utomo bertambah saat mengetahui Linda jatuh stroke setelah mendengar kabar perselingkuhan tersebut.
"Kakek yang mengundangnya ke sini?" tanya Arkana sinis dengan tatapan matanya yang tajam ke arah Hendra.
"Tante yang sengaja mengajak Papa kamu ke sini agar bisa bertemu lagi dengan keluarga besarnya dan juga kamu, Arkana," jawab Giana yang kini berjalan mendekat ke arah mereka setelah menggandeng lengan Hendra. Giana ingin menunjukkan keharmonisan mereka sebagai sepasang suami-istri di hadapan papa mertuanya beserta keluarganya tersebut.
Sejak kejadian itu memang Hendra dilarang keras datang ke acara keluarga. Sementara Giana boleh datang setelah dibujuk oleh beberapa menantu dan juga anak-anaknya yang lain. Sedangkan Arkana yang kala itu berumur tiga tahun memang tidak pernah bertemu dengan Hendra sejak kejadian itu karena Linda melarangnya. Sejak kejadian itu juga Linda dan Arkana meninggalkan rumah Hendra dan memilih tinggal dengan orang tua Linda di Surabaya.
"Giana, siapa yang memintamu mengundang Hendra ke sini?" tanya kakek Utomo yang kesal dengan sikap Giana yang seenaknya saja bersikap di rumahnya seolah wanita itu diterima sepenuhnya di keluarganya.