Pesugihan sate Gagak Mang Yopi

Shinbul
Chapter #1

Anak Ibukota

Waktu sudah menunjukkan pukul 07.30 Wib, rutininas Senin pagi yang macetnya membuat jantung yang awalnya aman jadi berpacu dalam drama takut telat absen di kantor. Melajulah aku dengan motor Vespa kuning kesayanganku Si Paimo menembus hiruk pikuk kota Jakarta tercinta ini. Tau kenapa aku menamakan motor kesayanganku Si Paimo ini, pertama karena aku berasal dari Kota Semarang, yang notabene terkenal dengan segala macam kulinernya itu, ada lumpianya yang enak, ada bandengnya yang krispi, ada mie kopyoknya yang selalu ramai oleh pembeli, ada tahu gimbalnya yang selalu jadi inceran kaum tua dan muda, ada lekker Pak Imo (nah ini dia jajanan favorit aku, tiap lewat selalu aku borong itu si lekker keju telur mayones dan lekker coklat kejunya, hehe). Dari sinilah muncul gagasan memberi julukan buat motor kesayanganku itu Si Paimo. Cakep dan gaul kan!

Tepat di lampu merah pertigaan hampir dekat dengan kantorku, masuklah pesan ke dalam ponselku, yang isinya begini, Hei Yopi jangan lupa bawain pesanan gorengan bakwan jagung sama perkedel gue yak (sama jangan lupa bungkusin juga potongan cabe rawit beserta kecapnya), Ps Pak Toni, dia adalah senior Managerku di kantor, dia selalu terkenal dengan tipikal ketawanya yang suka membuat aku sendiri kaget terkadang, alamak. Akhirnya lampu hijau mulai tampak, segera kualihkan motorku ke jalanan gang sebelah gedung kantorku, untuk mampir menuju sebuah kedai favorit anak anak kantor sepanjang masa.

Betewe aniwei, perkenalkan aku Yopi, anak pertama dari tiga bersaudara, seorang karyawan swasta sebuah perusahaan di salah satu gedung perkantoran di daerah SCBD Jakarta, daerah yang menurut aku termasuk kawasan elit yang sekitarnya banyak gedung gedung pencakar langit, ada hotel, perkantoran, mall, restoran, apartemen, pokoknya mau apa semua ada tumplek jadi satu di kawasan itu. Bisa dikatakan cukup bonafid tempat kerjaku ini. Setidaknya dari hasil kerja kerasku sekarang ini, aku sudah bisa membeli rumah impianku sendiri, walau tidak terlalu besar tapi menurutku nyaman untuk ditinggali bersama keluargaku dan aku juga sudah bisa membeli mobilku sendiri, bahkan aku sudah bisa membawa kedua orang tuaku jalan jalan ke luar negeri. Bahagia bukan, sambil berdecak kagum sendiri, kamu keren Yopi!

Setelah memarkirkan motorku di depan Kedai Bu Siti, aku mulai melaksanakan tugas memantau gorengan bakwan jagung dan perkedel pesanan Pak Toni, Seniorku itu. Tampak di ujung sana uap uap yang saling berebut menggumpal luas diatas penggorengan panas, yang siap menanti tatapan tatapan lapar para pemujanya. Aku juga sudah mulai kalap tidak sabar untuk menikmati gurih dan renyahnya gorengan gorengan dari Kedai Bu Siti yang memang terkenal sangat enak di antara kalangan anak anak kantor sekitarnya. Salah satu menu andalan di pagi hari di Kedai Bu Siti adalah gorengan bakwan jagung dan perkedelnya, bayangkan saja jam 06.00 pagi sudah mulai buka untuk jualan, dan selalu tampak antrian berbaris rapi di depan kedainya (termasuk aku si pemuja gorengan sejati ini). Saatnya antrianku tiba, langsung kupesan sepuluh bakwan jagung dan sepuluh perkedelnya, tidak lupa juga potongan cabe rawit dan kecapnya. Seketika cacing cacing diperutku sudah mulai menggeliat menari nari karena memang aku belum sarapan pagi. Tidak butuh waktu lama langsung kularikan Si Paimo menuju gedung kantorku, mengingat sudah mau jam masuk kantor. Sambil menenteng dua plastik gorenganku, aku mulai menapaki lantai kantorku dengan sempurna. Disekitar lorong kantorku, aku bertemu dengan rekan rekan kerjaku yang lain, lain waktu aku akan menceritakan mereka ya (mereka selain rekan kerjaku, juga merupakan sahabat karibku diluar kantor).

Kerjaan hari ini cukup padat, karena memang sudah akhir bulan, yang tandanya memang dikejar deadline kerjaan oleh atasanku. Sambil menikmati gorengan bakwan jagung, dan tentu saja secangkir kopi hitam panas, aku mulai berpacu dengan kecepatan mengerjakan semua kerjaan yang deadline hari ini. Sehingga nanti tepat jam 11.30 aku sudah bisa minta tanda tangan atasanku untuk pengesahan dan melaporkannya. Aku bekerja sebagai tenaga ahli bagian perpajakan suatu grup perusahaan keluarga, jadi semua yang berhubungan dengan pajak, akulah yang mengurusnya. Kalau kata orang, bagian pajak itu mumet, membuat tidur jadi tidak indah, ya kalau menurutku dinikmati aja prosesnya, karena semua itu pengalamanlah yang akan berbicara. Akhirnya tiba juga jam 12.00, waktunya makan siang tiba! Yes, uda tidak sabar aku pun segera turun ke bawah, dan melarikan motorku Si Paimo kembali ke Kedai Bu Siti kembali, karena tadi pagi aku mencuri curi pandang melihat menu yang akan dibuat untuk siang ini, adalah Ikan Gurame saos Asam Manis salah satu favoriteku juga selain telur dadar berendo. Mari kita makan!

Lihat selengkapnya