Pesugihan sate Gagak Mang Yopi

Shinbul
Chapter #8

Hiruk pikuk Jakarta

Dari kejauhan mulai terdengar suara langkah langkah kaki panjang melewati lorong kantor kami, suara langkah pasti dan penuh percaya diri, ya kami sudah sangat mengenal suara langkah itu, dialah senior Manager Keuangan kantor kami, namanya adalah Pak Xander Kosasih. Dari suaranya saja sudah terlihat kalau dia terburu buru dikarenakan datang telambat dan telat untuk absen di kantor. Memang terkadang seperti itu, jika jalanan ibukota kelewatan macetnya, sampai sampai jiwa dan raga pun bisa terhisap menjadi tua di jalanan.

Pak Xander terkenal sangat ramah kepada semua orang di kantor kami, bahkan kepada junior junior dibawahnya, dia juga terkenal ringan tangan untuk membantu jika ada yang mengalami kesulitan dalam pekerjaan. Dibalik semua itu dia juga termasuk orang yang tegas dan berpendirian sejati, top markotop pokoknya. Latar belakangnya Pak Xander memang berasal dari keluarga yang sudah lama berkecimpung dalam persoalan keuangan, bahkan menurut info yang beredar, ada beberapa pihak keluarganya yang bekerja di pemerintahan yaitu Bank Indonesia yang terkenal itu. Hal itu tidak membuat Pak Xander lupa diri, dia tetap bersikap rendah hati.

Waktu pun semakin berlalu menunjukkan pukul 11.45 Wib, sebentar lagi waktunya kami semua untuk rehat sejenak dari penatnya rutinitas pekerjaan sedari pagi hingga menjelang siang ini. TENG TENG TENG! alarm jamku mulai berbunyi, mulailah satu persatu diantara kami saling beranjak dari kursi singgasana kami menuju lift kantor untuk segera turun kebawah menuju kedai favorit kami semua, Kedai Bu Siti. Semua dengan patuh dan taat menunggu lift masing masing untuk mengangkut kami yang sedang kelaparan ini menuju lantai bawah.

Suasana kedai siang ini tampak padat menggoda, bagaimana tidak dibalik para penikmat makanan ini, mulai samar samar tercium wangi aroma ayam goreng kemanginya Bu Siti, dan juga tidak kalah sedap, tercium pula wangi aroma telur dadar berendo yang dipadu padankan dengan ulekan sambal Tanak khas Minang ala Kedai Bu Siti yang menjadi menu andalan siang hari ini. Tak lupa pula aku yang pemuja gorengan sejati ini untuk curi curi pandang melihat ke piring gorengan terdekat untuk sekedar melihat gorengan apa yang masih ada (karena kalau jam makan siang, biasanya kondisi piring piring gorengan akan terlihat kilap bersih tak bersisa). Aku pun memesan satu paket nasi telur dadar berendo beserta sambal Tanaknya dan es teh manis Solo, dikarenakan aku adalah anak telur dadar, maka menu favoritku di kedai biasanya selalu terdapat menu telurnya.

Lihat selengkapnya