Petaka Grazian

Yulian Juli
Chapter #15

Pengaruh Kalevi | 15

   Pria itu berusia 42 tahun, namun wajahnya terlihat jauh lebih muda dari angka umurnya. Ia sudah dikenal oleh masyarakat luas sebagai pengusaha yang andal. Dingin dan tak bersahabat.

   Mario Kalevi Jorell.

   Terlahir di keluarga Jorell membuat hidupnya banyak memperoleh kemudahan. Kalevi adalah satu dari para anggota keluarga yang punya kuasa. Ia cerdik dan pandai memainkan daya tarik. Keelokan wajahnya menarik mata wanita, postur tubuhnya tegap, pembawaan dirinya menyiratkan kepemimpinan. 

   Kalevi, bagaikan matahari terik di siang hari. Tinggi dan bersinar, sulit untuk digapai. Tinggi kemampuannya diinginkan banyak orang. Sinar pengaruhnya dibutuhkan sebagai alat penghasil kekayaan. Namun jika saja lengah di dekatnya maka bersiaplah terbakar oleh panas ambisinya. Ia bisa menjadi rekanan bisnis yang mumpuni, dan seketika menjadi lawan yang tak mengampuni.

   Kalevi punya segalanya, segala yang diidamkan bagi kebanyakan para pria. Ia tidak mudah percaya, tidak mudah berbagi dan lebih banyak memendam isi hatinya seorang diri. Tentu saja kesepian sudah menjadi sahabat setianya. 

   Kalevi senang mengamati, mengamati mereka yang membuat perjanjian dengan keluarganya dan menikmati bagaimana mereka pada akhirnya terjatuh pada lubang neraka. Ia bisa tertawa melihat hal itu, namun bukan berarti ia tidak pernah mengeluarkan air mata melihat kebodohan terjadi di depan matanya.

   Kalevi penuh misteri. Hanya ia yang tahu perasaannya sendiri. 

   “Permisi Tuan Kalevi,” seorang ketua pelayan yang berusia lebih tua dari Kalevi menghampiri lelaki dingin itu yang sedang termenung sendiri di tepi balkon.

   “Ada apa Sam?”

   “Saya sudah meletakkan filmnya di meja Anda.”

   “Baiklah, terima kasih.”

   “Saya juga ingin menyampaikan, Tuan. Anda ditunggu oleh Tuan Daiva dan Nyonya Molly untuk makan malam bersama dengan Tuan Felix.”

   Kalevi memasang wajah bertanya-tanya. “Felix datang kesini lagi?”

   “Ya, Tuan.”

   “Untuk apa? Masih meminta keringanan pada kakakku?”

   “Kali ini tidak, Tuan. Dia justru datang kesini untuk menandatangani perjanjian.”

   Kalevi mengangkat alisnya. Ia paham betul apa yang dimaksud Sam dengan menandatangani perjanjian. “Jadi kakakku berhasil menjeratnya,” gumamnya seraya tersenyum sinis.

Lihat selengkapnya