Pertanyaan itu pun menjadi rem untuk ketiganya berdebat. “Apa kau hidup di dalam Goa?” ujar Zoe yang disusul oleh tawa Hanna.
“Dia memang selalu ketinggalan bus dan berita,” Dori menambahkan disertai jengkel.
“Maaf, aku merepotkan kalian,” balas Soa seraya memberi raut muka memelas seperti anak kucing yang terbuang.
Mendapati Soa yang tertinggal, Zoe pun berbesar hati membantunya agar tahu lebih banyak. Semula ia sempatkan diri melihat orang-orang di sekitar, seperti takut kalau-kalau ada yang mendengar obrolan mereka. Lalu Zoe menggeser kursinya agar lebih dekat dengan Soa. Tentu saja, sikap seperti itu membuat Soa jadi semakin bertanya-tanya.
Tetapi baru saja mau memulai cerita, mereka dikagetkan dengan kehadiran seorang pelayan yang membawa minuman pesanan Soa. “Apa-apaan ini? Hanya untukmu sendiri? Kau sudah menghabiskan minumanku, tapi yang datang lagi hanya minuman untukmu,” Zoe bersungut-sungut.
Soa terbahak-bahak. “Maaf Zoe, aku sudah memesannya sebelum duduk menyapa kalian,” balas Soa. Sebelum si pelayan pergi, Soa menyempatkan meminta lagi segelas teh rempah panas untuk Zoe.
“Baiklah, aku siap mendengarkan?” lanjut Soa setelah pelayan wanita itu meninggalkan mereka.
Zoe memelankan suaranya, lalu mulai bercerita. “Kabarnya Ivander Azura terlibat atas hilangnya seorang gadis di bawah umur.”
Soa langsung terbelalak. “Hah? Bagaimana bisa?”
“Kejadian ini berawal ketika Ivander mengadakan jumpa penggemar di Kota Miloslav. Acara itu sukses dan dihadiri oleh 246 orang. Penggemar yang hadir wajib membeli tiket dengan mengisi data diri dan mengirimkan foto. Lalu, setelah acara itu berlangsung, pihak Ivander mengadakan perjamuan. Ada lima penggemar terpilih yang punya kesempatan untuk makan malam dengan laki-laki itu. Kelimanya perempuan, berusia 16 sampai 22 tahun, dan gadis yang hilang itulah, menjadi salah satu yang terpilih.”
“Lalu, apa yang menjadi sebab tuduhan itu diarahkan kepada Ivander?”
“Karena diyakini, Ivander adalah orang yang terakhir bersama gadis hilang itu. Ada seorang wartawan yang mengambil foto Ivander keluar dari tempat acara bersama si gadis, mereka terlihat pergi dalam satu mobil berdua. Ketika polisi mengusut kasus ini, Ivander mengatakan kepada polisi bahwa dia memang tertarik dengan penggemarnya, bahkan malam itu rela menyetir mobil sendiri untuk mengantarnya pulang. Tetapi gadis itu tidak ingin diantar sampai di depan rumah, ia tidak mau orang tuanya tahu dia pulang diantar seorang laki-laki. Karena itu Ivander menurunkannya sekitar 200 meter sebelum rumah si gadis.”
“Bukankah gadis itu bisa saja kabur dari rumah setelah ia terpisah dari Ivander?”
“Pertama kali berita ini mencuat, awalnya banyak yang menduga seperti itu. Tetapi tidak ditemukan adanya bukti jika anak itu sedang bermasalah dengan orang tua juga teman-temannya. Dan kau tahu? Beberapa saat kemudian Polisi mendapati Ivander berbohong. Kamera pengawas area perumahan menunjukkan hal berbeda, mobil yang di bawa Ivander memang berhenti sebelum rumah gadis itu, tapi Ivander tidak menurunkan siapa pun di sana. Mobil itu hanya berhenti selama tujuh menit lalu pergi lagi. Setelahnya seperti yang kita dengar sekarang, orang tuanya tidak pernah menyambut anaknya pulang dan aktor itu masih bebas berkeliaran.”
“Astaga!” Soa tertegun, melayangkan pikirannya jauh-jauh untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan baru. “Atau barangkali gadis itu berubah pikiran? Ia turun di luar kompleks rumahnya.”
“Lantas untuk apa Ivander berbohong?”