Petaka Grazian

Yulian Juli
Chapter #20

Menjadi Dewasa | 20

   “Soa, kau sudah tidur?” Ken bertanya dari luar. 

   Soa melihat jam dinding di kamarnya. Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam, ia terkejut mendapati adiknya yang belum juga terlelap.

   “Masuklah, Ken,” ucapnya dengan suara agak meninggi.

   Ken lalu masuk dan menghampiri Soa di tempat tidurnya.

   “Kenapa kau belum tidur?” tanya Soa menyayangkan.

   “Boleh aku tidur bersamamu?” 

   Soa membelai halus rambut Ken. Lalu mengangguk tersenyum seraya membuka tangan untuk menyambut Ken di atas tempat tidurnya. 

   Menerima sikap hangat dari kakaknya, Ken yang senang langsung melompat naik. Senyumnya mengembang seperti kue bolu yang berhasil di panggang. 

   “Soa, kenapa orang dewasa selalu menginginkan uang?” Ken yang berbaring dalam pelukan Soa bertanya mendadak.

   Situasi seperti itu memang tak jarang terjadi di antara mereka. Soa sadar, alarm rasa penasaran adiknya sedang menyala, maka sudah saatnya ia memutar otak.

   “Sama sepertimu Ken, mereka ingin membeli mainan,” jawab Soa sebisanya.

   “Apa? Aku tidak pernah melihat ayah ibu membeli mainan untuk diri mereka sendiri. Kalau itu sebabnya, kenapa harus susah payah mencari uang? Aku bisa memberikannya. Aku punya banyak!” balasnya mulai kritis.

   “Tapi mainanmu tidak bisa orang dewasa gunakan.”

   “Maksudmu?”

   “Hem ... begini. Mobilmu itu terlalu kecil untuk dinaikkan. Lalu rumah-rumahan milikmu, tidak muat untuk menampung tubuh mereka. Apa lagi, oh! Sepedamu. Perjalanan orang dewasa akan membutuhkan waktu lama jika menggunakan kendaraan itu, jadi mereka akan menggantinya dengan motor.”

   Tak ada sepatah balasan pun yang keluar dari bibir mungil Ken. Soa mulai ragu, apakah Ken bisa menyerap ucapannya? Namun ia tetap melanjutkan. 

   “Semua yang orang dewasa miliki ketika mereka masih anak-anak, akan mereka ubah menjadi benda sungguhan yang bisa mereka nikmati. Ini seperti permainan monopoli, Ken. Uangmu akan menjadi uang sungguhan dan kau melewati setiap pilihan juga kesempatan di dalam hidupmu. Akan ada banyak hal yang ingin orang dewasa miliki, persis sewaktu mereka kecil. Begitulah orang dewasa, senang mengubah khayalan menjadi kenyataan.”

   Ken masih terdiam mencerna ucapan Soa. Gadis itu mengira adiknya sudah menyerah untuk mencari tahu lebih banyak. Ia pun bangun sejenak menarik selimut agar bisa menghangatkan tubuhnya bersama Ken. Berkali-kali mulutnya sudah menguap, matanya tak kalah merasa berat. 

   “Uh, aku lelah sekali. Selamat tidur Ken,” ujar Soa seraya menjatuhkan tubuhnya.

   Detak jarum jam terdengar begitu jelas, hening malam mendukung tubuh untuk melepaskan keletihan sepanjang siang. Namun baru saja tujuh detik terlewati di antara Soa dan adiknya. Bibir kecil itu sudah kembali mengisi kesunyian.

   “Soa ....”

   “Hem? Ada apa lagi, Ken?” tanya Soa dengan mata terpejam.

Lihat selengkapnya