Petaka Grazian

Yulian Juli
Chapter #55

Pilihan Felix | 55

   “Ya, Soa. Begitulah yang kutahu. Jadi ayahmu tidak menceritakannya padamu? Astaga Felix! Aku rasa anak perempuannya ini sudah cukup dewasa untuk mengetahui apa yang dikerjakan ayahnya. Padahal ini adalah kabar yang baik.”

   Soa merasa semakin jauh terjebak dalam labirin besar. Ungkapan Felix membuatnya ingin menggali informasi lebih banyak. “Bisakah Paman menceritakannya padaku?” pinta Soa dengan wajah penasaran. “Mungkin ayahku terlalu banyak pikiran untuk menyempatkan diri berbagi cerita denganku.” Soa mengungkapkan alasan yang dirinya sendiri pun tidak meyakini. 

   Hector tertawa mendengar perkataan Soa. Lantas ia mengiyakan tanpa merasa keberatan sedikit pun. 

   “Begini Soa. Awalnya aku sangat kaget ketika aku menerima email dari ayahmu sewaktu aku masih ditugaskan bekerja di luar negeri. Ayahmu menceritakan banyak kesulitannya kepadaku. Saat pertama kali aku tahu tentang hutang yang akan jatuh tempo itu, aku betul-betul menyesal karena tidak bisa membantu. 

   “Seminggu sebelum tanggal jatuh tempo berlaku, aku sudah berhasil memiliki cukup uang dan merasa dapat membantu ayahmu dengan memberikan pinjaman tanpa bunga. Saat itu aku langsung menghubunginya lewat telepon. Untuk pertama kalinya lagi sejak aku di luar negeri kami bisa saling mendengar suara. Aku mengutarakan niatku membantunya, tapi ternyata ayahmu mengabarkan bahwa sudah ada temannya yang lain, yang telah menawarkan bantuan untuk melunasi hutang itu sekaligus berinvestasi untuk memperbesar restoran.”

   Soa sama sekali tak menyangka, perkembangan restoran yang terjadi nyatanya berhubungan erat dengan pelunasan hutang ayahnya dengan Molly. 

   “Jadi begitu. Dan Paman sempat ingin membantu melunasi hutang Ayah?”

   “Ya begitulah. Meski hal itu tidak bisa kulakukan.” 

   Keterkejutan yang dialami Soa bagai air bah yang melindas benaknya tanpa ampun. Batinnya ramai bertanya-tanya. “Kenapa Ayah menyembunyikan ini dariku? Siapa sesungguhnya investor itu, Ayah? Bukankah Ayah bilang menjumpainya tanpa sengaja, dan hal itu terjadi jauh setelah pelunasan hutang selesai? Tapi kenapa, yang kudengar orang itu juga yang melunasi hutang Ayah?” Dan tiba-tiba saja pergulatan batin itu mengantarkan Soa pada kesadaran satu hal. “Astaga! Kalau memang yang melunasi hutang dan investor itu adalah orang yang sama. Kenapa Ken masih tetap diambil oleh bibi Molly?” teka teki itu terus bergema. Suara Zoe yang sempat menaruh kecurigaan lagi-lagi terngiang di telinganya. 

   Akan tetapi, sesaat kemudian kata-kata Andel seolah menjadi penabur garam bagi kuah sayur yang hambar. Soa mencoba untuk tidak menduga dengan buta. Ada pikiran positif terhadap ayahnya yang masih ia usahakan. Ia harus memiliki pendapat lain, pastilah ada yang keliru dari asumsi yang meradang di kepalanya saat itu. 

Lihat selengkapnya